PAGARNUSA.OR.ID – Putri Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid hadir dan menyaksikan pertandingan Pencak Dor yang diadakan oleh PC Pagar Nusa Kudus. Ratusan pendekar Pencak Silat unjuk gigi dalam gelaran tarung bebas Pencak Dor. Pertandingan itu berlangsung di lapangan Desa Tanjungrejol, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Minggu (20/8/2023) kemarin.
Para pendekar yang datangpun tidak hanya dari kudus, dari beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti Jepara, Demak, Rembang, Blora, Grobogan, Semarang juga memadati pentas pencak dor tersebut. Ada juga dari beberapa wilayah Jawa Timur seperti Ngajuk, Kediri, Ponoroga dan Surabaya. Dalam gelaran tersebut ada sekitar 500an peserta yang turut serta memeriahkan tradisi Pencak Dor itu.
Turut hadir dan menyaksikan pertandingan Pencak Dor Pagar Nusa ialah Inayah Wulandari Wahid, putri bungsu dari KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dalam sambutannya Inayah berpesan bahwa pertandingan Pencak Dor bukan ajang saling membenci tetapi ajang untuk saling bersilaturrahmi.
“Saya tidak akan panjang-panjang saya cuma mau mengingatkan bahwa ini pertandingan bukan pertempuran. Jadi tidak perlu harus ini mentangmentang tanding diatas aku gak seneng ambek arek iki sekalian aja nanti dihabisi tidak seperti itu ya. Ini untuk mencari pertemanan, untuk mencari kawan, untuk silaturrahim,” terang Inayah Wahid.
Lebih jauh lagi putri sulung Presiden Indonesia KH. Abdurrahman Wahid itu mengatakan ajang pencak Dor bukan semata untuk mempertahankan tradisi saja, namun juga sebagai upaya dalam mempertahankan NKRI.
“Jauh lebih penting ini sebenarnya adalah upaya kita untuk menjaga tradisi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mempertahankan negara itu tidak perlu yang besar-besar, tidak perlu sama lawan sama musuh, karena sekarang musuh kita itu tidak lewat kaya gini ini, tidak lewat pertarungan fisik. Sering kali musuh kita lewatnya sosial media lewatnya temen sendiri lewatnya omongan-omongan gak enak di media di tv dimana-mana,” tegas Inayah.
Kegiatan dalam rangka mempertahankan tradisi seperti pencak Dor menjadi sangat penting ditengah mudahnya narasi-narasi yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya pertandingan seperti ini jalinan silaturrahmi akan terjalin dengan sangat harmonis dan kompak dalam tujuan yang sama untuk mempertahankan tradisi.
“Musuhnya saat ini itu narasi-narasi yang ingin memecah belah negara, kalau kita mempertahankan tradisi yang seperti ini kita mempertahankan bertanding diatas, tapi tetap berteman dimanapun maka itu artinya kita juga sedang berupaya untuk mempertahankan memperjuangkan supaya Indonesia tetap kuat tetap saling support satu sama lain,” tambah aktivis dan juga seniman itu.
Terakhir cicit pendiri NU itu memberikan semangat kepada para pendekar Pagar Nusa, bahwa Pagar Nusa juga turut serta dalam mempertahankan negara Indonesia melalui tradisi-tradisi seperti pencak Dor ini.
“Jadi yang ada dibaris paling depan dalam mempertahankan negara kita ini bukanhanya militer saja, tetapi ya temen-temen Pagar Nusa ini semua. Bagaimana cara mempertahankannya, bagaimana cara berjuangnya bukan hanya dengan perlawanan fisik tapi dengan saling silaturrahmi diatas sini dan tetap ini sekali lagi adalah pertandingan dan bukan pertempuran. Selamat bertanding dan semoga tim yang paling bagus menang,” pungkas Inayah. ALS (*)