PAGARNUSA.OR.ID – Pagar Nusa termasuk salah satu perguruan pencak silat terbesar di Indonesia. Bahkan tidak hanya di kancah lokal maupun nasional, Pagar Nusa sudah banyak tersebar di mancanegara. Menjaga marwah Pagar Nusa tentu menjadi tanggung jawab penting bagi setiap anggota, baik di tingkat ranting maupun tingkat pusat.
Belakangan ini, berita viral yang menunjukkan pengeroyokan sekelompok warga Pagar Nusa terhadap pengendara motor di Tuban adalah hal yang miris. Hal tersebut tentu mencederai marwah Pagar Nusa yang seharusnya menjadi figur yang turut menjaga ketertiban dan ketentraman di masyarakat.
Dalam realitas sekarang, hal tersebut memang tidak dapat kita pungkiri. Namun juga tidak bisa digeneralisir dalam menilai sebuah perguruan silat. Meskipun demikian, penertiban terhadap oknum yang tidak bertanggung jawab pun perlu digalakkan untuk menjaga kondusifitas bersama.
Dalam prasetya Pagar Nusa sendiri telah jelas bahwa kader Pagar Nusa menyatakan kesanggupannya dalam menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Aksi perkelahian atau pengeroyokan terhadap sesama menjadi sebuah ironi yang berseberangan dengan sumpah janji tersebut. Akibarnya marwah Pagar Nusa pun dipertaruhkan di sini.
Apa itu Marwah?
Marwah atau muru’ah menurut KBBI berarti kehormatan, harga diri, dan nama baik. Dalam dialektika sehari-hari, marwah identik dengan harkat dan martabat. Marwah merupakan harga mati yang menjadi penentu terhadap nilai dan keberlangsungan sesuatu di masa depan.
Dalam konteks organisasi, marwah menunjukkan eksistensi dari organisasi itu sendiri. Ketika marwah dapat terjaga bahkan meningkat, maka organisasi akan berkembang. Akan tetapi sebaliknya, jika marwah telah jatuh maka wibawa menghilang. Tentu hal tersebut berdampak buruk bagi masa depan organisasi.
Marwah Pagar Nusa adalah Tanggung Jawab Kolektif
Setiap organisasi tentu memiliki norma dan nilai yang memengaruhi visi organisasi. Norma dan nilai tersebut menjadi pegangan dan prinsip bagi setiap anggota dalam kehidupan sehari-harinya.
Sebagai perguruan silat yang para Ulama dirikan, Pagar Nusa mewarisi nilai-nilai serta ajaran yang luhur dan mulia. Selain menjadi wadah berlatih silat, Pagar Nusa juga mengajarkan olah rasa, mental, dan spiritual. Di mana setiap gerakannya mencerminkan filosofi yang luar biasa.
Dalam catatan sejarah, Pagar Nusa mencetak para pendekar yang tidak lain untuk menjaga Ulama dan bangsa dari berbagai ancaman. Dengan kata lain, kader Pagar Nusa turut bertanggungjawab dalam menjaga ketentraman dan keamanan dalam lingkungan masyarakat.
Memang ini merupakan tanggung jawab yang berat. Tugas ini tentu tidak dibebankan pada seorang saja, melainkan kewajiban yang perlu dilaksanakan bersama-sama.
Setiap pundak kader Pagar Nusa memikul nama baik organisasi, dan juga Nahdlatul Ulama. Adanya oknum yang tidak menaati tentu akan menyumbangkan titik hitam yang merugikan.
Oleh sebab demikian, perlu adanya sinergi bersama pada setiap wilayah, baik pusat hingga ranting untuk memberikan edukasi terkait hal ini. Pada dasarnya, mengikuti pencak silat bukan untuk saling uji ketangkasan dan pamer kekuatan.
Namun, bagaimana dengan kemampuan tersebut dapat menjadi wasilah untuk berbakti pada agama, nusa, dan bangsa. Mari bersama-sama menjaga marwah Pagar Nusa! (*)