Berikut ini adalah makna dari gerakan salam pembuka Pagar Nusa yang ke-4 yakni bermakna nahi munkar. Kata nahi munkar tidak akan terlepas dari kata amar makruf, keduanya ialah satu kesatuan yang saling berkesinambungan. Amar makruf berarti menyuruh orang berbuat baik, sementara itu nahi munkar artinya melarang orang berbuat yang jahat atau keburukan.
Amar makruf nahi munkar menjadi salah satu simbol makna yang terkandung dalam salam pembuka Pagar Nusa. Pagar Nusa menjadi salah satu organiasai Pencak Silat yang berada dibawah nanungan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Dalam Pagar Nusa tak hanya belajar ilmu bela diri Pencak Silat saja namun juga diajari dan dibelaki dengan ilmu-ilmu spiritual keagamaan yang dapat menjadi pegangan hidup.
Gerakan salam Pagar Nusa yang ke empat ini bermakna nahi munkar. Allah Swt. berfirman di dalam surat Ali Imran ayat 104 yang artinya, “Hendaklah ada di antara kamu orang-orang yang selalu mengajak orang berbuat baik dan melarang orang berbuat jahat.”. Nahi munkar dalam Pagar Nusa ialah mendidik para santrinya agar dapat mencegah hal-hal buruk yang merugikan baik diri sendiri maupun orang lain.
Menjadi santri Pagar Nusa harus siap dan mampu mencegah jika suatu saat melihat orang lain melakukan tindak kejahatan atau melakukan hal buruk. Kader Pagar Nusa harus berani menasehatinya agar kejahatan dimasyarakat tidak terjadi. Berbagai cara harus dilakukan untuk menjaga diri dan kemanan lingkungannya, sebagai wujud menjalankan filosofi nahi munkar.
Dalam meresapi nahi munkar dalam Pagar Nusa dapat tercermin dari ayat Al Qur’an Surat Al Qashash ayat 54:
أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا۟ وَيَدْرَءُونَ بِٱلْحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Artinya: Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan.
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwasannya diantara utamanya akhlak yang timbul dari rasa iman yang benar adalah menolak kejahatan dengan kebaikan. Hal ini harus mampu dipegang teguh oleh santri Pagar Nusa, dalam berkehidupan santri Pagar Nusa harus berbuat ihsan kepada setiap orang, bahkan kepada orang yang berbuat jahat kepada mereka baik dengan ucapannya maupun dengan perbuatannya.
Jika ada orang yang berbuat jahat santri Pagar Nusa harus mampu menempatkan diri sebagai pelindung, dengan membalas kejahatan itu dengan ucapan yang baik dan perbuatan yang baik karena mereka mengetahui keutamaan akhlak yang mulia.
Senada dengan surat Al Qashash ayat 54, dalam Surat Fussilat Ayat 34 juga menyebutkan hal yang sama tentang perintah menolak kejahatan.
وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
Artinya: Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Gerakan salam Pagar Nusa ke empat yang bermakna nahi munkar tercermin jelas dalam ayat-ayat Al Qur’an yang memerintahkan untuk mencegah kemungkaran. Penanaman sikap nahi munkar bertujuan untuk siap mencegah kemunkaran ketika telah menjadi pesilat sejati pagar nusa. Jika sudah mendalami makna nahi munkar, sebagai kader Pagar Nusa harus siap mencegah kemungkaran dimanapun berada dengan menjalankan ajaran dan ilmu yang sudah diperolehnya di Pagar Nusa. ALS (*)