Filosofi Akhlak Pagar Nusa, Menggali Kearifan Lokal Menanamkan Pendidikan Karakter. Pagar Nusa adalah salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama yang bertugas menggali, mengembangkan, dan melestarikan pencak silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa sebagai warisan para Ulama. Pagar Nusa memiliki banyak jurus yang berakar dari budaya Jawa dan Islam. Selain itu, Pagar Nusa juga memiliki filosofi yang kuat dalam setiap ajaran dan jurusnya. Terutama penanaman akhlak kepada para anggotanya.
Akhlak menjadi hal yang sangat urgent dan penting di era teknologi saat ini. Para pendekar Pencak Silat sudah seharusnya ditanamkan akhlak sejak dini agar ketika dalam keseharian maupun dalam pertandingan mampun menjadi tauladan yang baik. Pencak Silat sebagai bela diri tradisional Nusantara harus menjadi sarana dalam menanamkan dan mengutamakan akhlak.
Pagar Nusa, sebagai salah satu wadah para pendekar pencak silat dibawah naungan Nahdlatul Ulama menjadikan akhlak sebagai pegangan utama. Ketua Umum Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa, H. Muchamad Nabil Haroen dengan tegas Pagar Nusa mengusung jargon “Akhlak Pertandingan”, dan ini menjadi pembeda Pagar Nusa dengan yang lainnya.
“Kami tidak hanya menjunjung sportivitas, tapi kami juga mempunyai jargon namanya akhlak pertandingan. Jadi bagaimana dalam bertanding, masing-masing memiliki akhlak. Bagaimana kalau jatuh, yang menjatuhkan punya empati dan simpati karena yang paling penting dari sisi Kejurnas ini adalah silaturahim antar pendekar dan itu mungkin tidak dimiliki oleh perguruan pencak silat lain,” ungkap Gus Nabil, sapaan akrab Ketum Pagar Nusa.
Akhlak dalam pertandingan menjadi ciri khas yang dimiliki oleh Pagar Nusa. Dimana pendekar Pagar Nusa mampu mengedepankan akhlak di atas apapun. Saat bertanding misalnya bagaimana ia harus bersikap dan bersimpati serta berempati kepada lawan. Akhlak pertandingan menjadi hal yang penting diketahui dan dikuasai oleh anggota Pagar Nusa.
Akhlak dalam Pagar Nusa NU adalah Nilai-nilai Inti
Pagar Nusa NU menempatkan akhlak sebagai inti dari ajaran yang dipraktekannya. Akhlak merujuk pada perilaku moral dan etika yang mencerminkan budi pekerti yang baik. Dalam tradisi Pagar Nusa NU, terdapat sejumlah nilai akhlak yang dijunjung tinggi, seperti: Tawadhu’ (Rendah Hati), Kesantunan, Kedisiplinan dan Ketulusan. Sikap rendah hati adalah salah satu nilai penting dalam akhlak Islam, dan ini juga tercermin dalam ajaran Pagar Nusa NU. Seorang praktisi Pagar Nusa harus memiliki sikap rendah hati, tidak sombong, dan tidak merasa lebih dari orang lain.
Kesantunan, sikap sopan dan santun dalam berbicara dan bertindak adalah hal yang sangat ditekankan dalam filosofi Pagar Nusa NU. Praktisi diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik tanpa melanggar norma-norma kesopanan. Kedisiplinan, kedisiplinan dalam menjalankan ajaran, praktek, dan aturan adalah nilai yang ditekankan dalam Pagar Nusa NU. Dalam hal ini, disiplin membantu membentuk karakter yang kuat dan bertanggung jawab. Ketulusan, Ketulusan dalam niat dan tindakan adalah prinsip yang dipegang teguh dalam ajaran ini. Setiap tindakan harus didasari oleh niat yang baik dan tulus.
Pentingnya filosofi akhlak dalam Jurus Pagar Nusa Nahdlatul Ulama tidak hanya berkaitan dengan pencak silat itu sendiri, tetapi juga memiliki dampak yang dalam dalam membentuk karakter generasi muda. Berikut adalah beberapa cara di mana filosofi ini relevan dalam pendidikan karakter seperti Pentingnya Nilai-Nilai Etika, Mengatasi Ego dan Sombong, Memupuk Sikap Santun, Mengajarkan Kedisiplinan dan Tanggung Jawab dan Menanamkan Ketulusan dan Kejujuran.
Dalam era globalisasi dan perubahan budaya, menjaga nilai-nilai etika dan moral menjadi semakin penting. Ajaran akhlak dalam Pagar Nusa NU memberikan landasan yang kuat bagi generasi muda untuk memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip moral yang baik. Penanaman akhlak sudah menjadi filososfi yang termaktub dalam setiap ajaran Pagar Nusa.
Berbagai jurus Pagar Nusa Nahdlatul Ulama memiliki kedalaman makna dan dampak yang signifikan dalam membentuk karakter generasi muda. Melalui nilai-nilai seperti rendah hati, kesantunan, kedisiplinan, dan ketulusan, ajaran ini mampu mengajarkan prinsip-prinsip moral yang kuat yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yang terus berubah, menjaga akhlak yang baik adalah landasan yang kokoh bagi individu untuk berkembang menjadi sosok yang berbudi pekerti tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat. ALS (*)