PAGARNUSA.OR.ID – Sosok KH Ma’ruf Amin tentu tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Beliau tidak hanya aktif dalam organisasi, politik, maupun dakwah. Pengasuh Ponpes An-Nawawi, Tanara, Banten ini juga termasuk kiai khos mujiz ijazah kubro Pagar Nusa. Berikut ini biografi singkat KH Ma’ruf Amin.
Profil KH Ma’ruf Amin
Mengutip dari wapresri.go.id, KH Ma’ruf Amin lahir di Tangerang, 11 Maret 1943 (4 Rabiulawal 1362). Sosok ulama, dosen, dan politikus ini lahir dari pasangan KH Mohammad Amin dan Hajjah Maimoenah. Secara nasab, KH Ma’ruf Amin masih memiliki garis keturunan dari Syekh Nawawi al-Bantani.
Pada tahun 1964, KH Ma’ruf Amin menikah dengan Siti Churiyah dan dikaruniai 8 orang anak. Antara lain: Siti Ma’rifah, Siti mamduhah, Siti Najihah, Siti Nur Azizah, Ahmad Syauqi, Ahmad Muayyad, Siti Hannah, dan Siti Haniatunnisa.
Dalam perjalanan rumah tangganya, istri KH Ma’ruf Amin mendapat ujian berupa penyakit kanker. Pada tahun 2013, ia kemudian wafat setelah 49 tahun pernikahan mereka. Pada tahun berikutnya, KH Ma’ruf Amin menikahi seorang janda dengan dua orang anak, yaitu Wury Estu Handayani. Ia merupakan aparatur sipil negara pada Suku Dinas Kesehatan Jakarta (1995-2019) yang menjanda setelah suaminya, Bansdin M. Noor wafat pada tahun 2012.
Rihlah Ilmiah
Selain mendapat pendidikan dari orang tuanya, KH Ma’ruf Amin juga mengenyam pendidikan baik di lembaga formal maupun non-formal. Pada tahun 1955, ia masuk ke Sekolah Rakyat Kresek. Sosok yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama ini kemudian melanjutkan pendidikan ke pesantren Tebuireng, Jombang. KH Ma’ruf Amin mengenyam pendidikan di sana selama 6 tahun, mulai SLTP hingga SLTA (1958-1963).
Setelah lulus dari sana, ia kemudian berangkat ke Pesantren Al-Khairiyah Citangkil, Cilegon, Banten. Dan juga meneruskan ke jenjang strata 1 di Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun.
Perjalanan Karier
Tidak lama setelah menyelesaikan program studi di perguruan tinggi, Ma’ruf melaksanakan tugas dakwah di Jakarta pada tahun 1964 dan menjadi guru di sebuah sekolah di Jakarta Utara dari tahun 1964 hingga 1970. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Dosen di Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdatul Ulama pada tahun 1968 dan menjabat sebagai Direktur serta Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan dan Yayasan Al-Jihad pada tahun 1976.
Peran aktifnya di Nahdlatul Ulama dimulai ketika ia mengepalai Gerakan Pemuda Ansor cabang Koja yang pertama, dengan menginisiasi pembentukan grup drumband untuk meningkatkan kreativitas pemuda GP Ansor dalam seni dan budaya antara tahun 1964 dan 1965.
Sebagai seorang pendakwah, Ma’ruf terlibat dalam Koordinator Dakwah Islam sebagai anggota mulai dari tahun 1970 hingga 1972. Setelah itu, ia menjabat sebagai anggota Badan Amil Zakat, Infak, dan Sadaqah (Bazis) Jakarta dari tahun 1971 hingga 1977. Pada periode berikutnya, Ma’ruf menjadi anggota Pengurus Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta dari tahun 1977 hingga 1989, dan pada tahun 1987, ia memimpin Yayasan Syekh Nawawi Al-Bantani sebagai ketua umum.
Tercatat, Beliau memang mempunyai karier politik dan organisasi (khususnya Nahdlatul Ulama) yang terus meningkat. Ia banyak memainkan peran penting baik dalam lembaga perwakilan rakyat, lembaga umat, maupun di Nahdlatul Ulama. Berkat kedalaman ilmunya, tidak heran jika sosok ulama ini pernah menjabat sebagai Raais ‘Aam PBNU (2015-2019), ketua MUI (2015-2019), hingga wakil presiden Republik Indonesia (2019-2024)
Gelar Penghargaan
KH Ma’ruf Amin mendapat gelar penghargaan yang cukup banyak, baik sebagai guru besar, tokoh berpengaruh, dan gelar kehormatan lainnya. Adapun gelar yang beliau dapatkan antara lain: Guru Besar Tidak Tetap (Profesor) dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah dari UIN Maulana Malik Ibrahim, tahun 2017. Gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
Selain itu Beliau juga mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana, tahun 2014, Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya, tahun 2007. Lifetime Achievement Award oleh Global Islamic Financial Award (GIFA), tahun 2016, Gelar Tuanku Imam Nan Arif dari Yayasan Pembangunan Islam El-Islami Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Padang Pariaman, Sumatera Barat, tahun 2018.
Juga Tokoh Penyiaran oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), tahun 2018. Lifetime Achievement oleh Obsession Media Group (OMG), tahun 2018, Ulama Bangsa oleh Rumah Gerakan 98, tahun 2017, Gelar Pangeran Syayid Peto Endah oleh Masyarakat Lubuk Linggau Sumatera Selatan, tahun 2017, Pegiat Ekonomi Syariah, oleh Bank Indonesia, tahun 2017.
Penghargaan lainnya berupa Penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Krida Upa Baksana dalam bidang ekonomi syariah Oleh Universitas Negeri Solo (UNS) Surakarta, JawaTengah, 11 Maret 2020, Gelar Profesor atau Guru Besar bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah Oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur 24 Mei 2017.
Demikian biografi singkat KH Ma’ruf Amin, salah satu kiai khos mujiz ijazah kubro Pagar Nusa. Semoga menginspirasi! (*)