Sanad Keilmuan Pagar Nusa dari Gus Maksum Sambung Sampai Rasulullah. Dilingkungan Nahdlatul Ulama (NU) sanad keilmuan menjadi hal yang sangat penting. Karena dengan sanad keilmuan itu akan dapat jelas sumbernya. Sanad keilmuan biasanya diturunkan dari para guru sampai pada puncaknya bersumber dari Rasulullah Saw.
Dalam PSNU Pagar Nusa sanad keilmuan merupakan silsilah keilmuan yang diwariskan dari guru ke murid, dari generasi ke generasi, hingga sampai kepada para pendekar Pagar Nusa saat ini. Sanad keilmuan ini menunjukkan bahwa Pagar Nusa bukan hanya sekadar sebuah organisasi pencak silat, tetapi juga merupakan sebuah organisasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam.
Pagar Nusa sendiri merupakan organisasi yang mewadahi pencak silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang berdiri pada 22 Rabi’ul Akhir 1406 H / 3 Januari 1986 M di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur dengan Ketua Umum pertamanya adalah KH. Abdulloh Maksum Jauhari (Gus Maksum) dalam rangka menyatukan dan mewadahi sejumlah perguruan silat NU yang dahulunya beragam dan berdiri sendiri-sendiri. Selain menjadi ketua umum yang pertama Gus Maksum juga merupakan Guru Besar Pagar Nusa.
Banyak ajaran, keilmuan, ijazah, jurus pencak silat yang diwariskan oleh Gus Maksum kepada murid-muridnya di Pagar Nusa yang sampai saat ini terus dipelajari. Sebagai pembelajar yang rajin Gus Maksum mendapatkan keilmuan dari para gurunya. Dari para gurunya itulah Gus Maksum menyatukan pendekar dilingkungan Nahldatul Ulama dalam naungan Pagar Nusa.
Adapun guru-guru Gus Maksum ialah KH. Jamaludin, Batokan, Kediri, KH. Jufri, Mbah Jipang, Kediri, Kiai Muhammad, Batokan, Kediri, Ahmad Fathoni (Pendekar dari Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat) ahli ilmu pencak aliran Cikaret dan Cikalong, KH. Kasidak (Kediri – Blitar), Haji Munawar, Jabang, Kediri, Haji Muhajir, Mondo, Kediri, Haji Zaenal, Kediri, KH. Mansur, Kali Pucung, Blitar, KH. Ahmad, Kemuning, Kediri, KH. Ibrahim, Banjar Melati, Kediri, Habib Jufri, Mrican, Kediri, Habib Baharun, Mrican, Kediri, KH. Mahrus Ali, Lirboyo, Kediri
KH. Ya’kub, Lirboyo, Kediri, KH. Ilyas, Buntet, Cirebon, Kiai Busro, Buntet, Cirebon.
Gus Maksum merupakan cucu dari pesantren Lirboyo KH. Abdul Karim, dari para paman dan kakeknya itulah keilmuan Gus Maksum bersumber. Dalam salah satu ceramahnya, KH. Ahmad Muwafiq, salah satu pendakwah Nahdlatul Ulama menyampaikan sanad keilmuan Pagar Nusa yang bersambung dari Gus Maksum sampai pada Rasulullah. Berikut ini transkip sanad keilmuan Pagar Nusa yang disampaikan Gus Muwafiq.
“Gus Maksum dulu penderek di Lirboyo, beliau diajari oleh Kiai Marzuki, Kiai Marzuki diajari Kiai Makhrus Aly. Keduanya daiajari oleh KH Abdul Karim, Mbah Abdul Karim diwarisi Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, Oleh Mbah Asy’ari Mbah Hasyim dipondokkan di tempat Kiai Sholeh Darat dan di Syaikhona Kholil Bangkalan, Mbah Asy’ari diwarisi Ilmu oleh Mbah Khoiron (Mbah Gareng Nroto Purwodadi), Mbah khoiron diwaraisi Mbah Abdul Wahid Salatiga, diwarisi Mbah Abdul Khalim Boyolali, diwarisi Mbah Sufyan ada yang mengatakan Mbah Sarwan di Tuban, Nah itu muridnya Mbah Jabbar Nglirib, Mbah Jabbar diwarisi Mbah Abdurrahman atau Mbah Sambu Lasem, Mbah Sambu diwarisi Mbah Abdul Halim Benowo, Mbah Benowo diwarisi Mbah Cokrojoyo Sunan Geseng, Sunan Geseng diwarisi Sunan Kalijaga, Mbah Sunan Kali Jogo pendekar yang sangat luar biasa, takdim sama gurunya tak diragukan lagi,” ungkap Gus MUwafiq.
Lebih lanjut Gus Muwafid melanjutkan sanad keilmuan Pagar Nusa yang sampai pada Sunan Kalijaga tersebut.
“Sunan Kalijaga jadi wali karena menjadi murid Sunan Bonang, Sunan bonang diwarisi ilmu Sunan Ampel. Sunan Ampel diwarisi ilmu Mbah Ibrohim Asmoroqondi. Mbah Ibrohim Asmoroqondi diwarisi Mbah Jumadil Kubro. Diwarisi Sayyid Muhammad, Sayyid Ahmad Jalaluddin Campa, diwarisi Sayyid Abdul Malik, diwarisi Sayyid Alawi Ammil Faqih, diwarisi Sayyid Mirbat, diwarisi Sayyid Ali kholid Qasam, diwarisi Sayyid Alwi, Diwarisi Sayyid Muhammad, diwarisi Sayyid Alwi, diwarisi Sayyid Ubaidillah, diwarisi Sayyid Ahmad Al Muhajir, diwarisi Sayyid Isa, diwarisi Sayyid Muhammad, diwarisi Sayyid Ali Uroidi, Sayyid Ali Uroidi diwarisi ilmu Sayyid Ja’far Shodiq, diwarisi Sayyid Baqir, diwarisi Sayyid Ali Zainal Abidin diwarisi Sayyidina Husain diwarisi Sayyidina Ali. Nah Sayyidina Ali ini diwarisi langsung Nabi Muhammad SAW,” terang Gus Muwafiq.
Dari keterangan Gus Muwafiq tersebut menunjukkan bahwa sanad keilmuan Pagar Nusa sudah sangat jelas bersumber dari para guru yang jelas hingga sampai pada Rasulullah Saw. ALS (*)