JOMBANG, PAGARNUSA.OR.ID — Di kalangan anak muda, nama Habib Husein Jafar al-Hadar sangat terkenal. Ini karena dakwah dan pesan-pesan keagamaan yang Habib Husein sampaikan sangat enteng, segar dan menyasar kalangan muda. Habib Husein juga sering memberikan ceramah dan motivasi dakwah di kalangan santri serta generasi muda.
Pada rangkaian Haul Kiai Bisri Syansuri di Pesantren Denanyar Jombang, Rabu (27/12/2023) kemarin, Habib Husein Jafar mengajak para Gus dan Ning untuk aktif berdakwah di media sosial. Menurutnya, para Gus dan Ning di berbagai kawasan, ilmunya sangat banyak tapi hanya tersebar di kalangan terbatas.
“Para gus dan ning selama ini berdakwah hanya di panggung-panggung pengajian. Padahal, ilmunya banyak sekali. Maka, saya mengajak para Gus dan Ning, untuk aktif di media sosial, agar ilmunya bisa dinikmati lebih banyak orang. Agar manfaatnya lebih banyak ke berbagai kalangan,” demikian ungkap Habib Husein di agenda “Recharge” yang diselenggarakan PP MATAN di kawasan pesantren Denanyar Jombang, Jawa Timur.
Menurut Habib Husein, sudah saatnya para Gus, Ning dan kalangan santri untuk menjadi pelopor dakwah di kalangan generasi muda.Yakni dengan memanfaatkan berbagai platform media yang ada sekarang. Agenda ‘Recharge’ yang PP MATAN selenggarakan ini merupakan rangkaian Haul Kiai Bisri Syansuri. Hadir pada saat itu, Dewan Pengasuh Pesantren Denanyar Jombang, Ketua Umum PP MATAN Dr. M. Hasan Chabibie, kiai-Kiai dan Bu Nyai muda dari beberapa pesantren di Jawa Timur, serta ribuan santri dari beberapa pesantren.
Iman, Islam, dan Ihsan sebagai Satu Kesatuan
Dalam ceramahnya, Habib Husein mengungkapkan pentingnya memahami Iman, Islam dan Ihsan dalam satu kesatuan. Pendakwah milenial ini juga mengajak para santri untuk menjadi pemimpin komunitas, yang memahami ihsan sebagai kesadaran bersikap.
Habib Husein menyitir sebuah pedoman, bahwa hiduplah, apalagi ibadah, seolah-olah anda melihat Allah dan kalau kamu tidak melihat Allah, sadarilah bahwa Allah selalu melihat kamu.
“Kalau kita sadar bahwa Allah selalu melihat kita, nggak akan kita bermaksiat. Karena itu, recharge-nya agar kita selalu melihat Allah. Karena, Allah selalu melihat kita,” terangnya.
Selanjutnya, Habib Husein juga menyitir pendapat dari Imam Ali, sebagai rujukan bersikap dan perspektif. “Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata: kalau ingin melihat imanmu, lihatlah dirimu ketika sedang sendirian. Ini penting, karena orang biasanya aneh-aneh kalau sendiri. Maka, kalau mau tes iman, ya lihatlah dirimu sendiri ketika sedang tidak ada teman, ketika sedang sendirian, ketika sedang di kamar mandi. Karena, biasanya kalau sedang sama orang, kita sering cosplay menjadi orang yang beriman, karena ndak enak dilihat sama orang,” ungkap Habib Husein.
Ketua Umum PP MATAN, Dr. M. Hasan Chabibie mendorong agar para santri yang berjuang di medan dakwah dan pengetahuan bisa terus khidmah bersama-sama. Pihaknya, PP MATAN dan jaringan, selalu siap serta menyediakan diri untuk berkolaborasi dengan berbagai komunitas santri dalam perjuangan dakwah di media-media sosial.
Butuh Perjuangan yang Luar Biasa
Sementara, Gus Abdurrohman Kafa (kiai muda dari Pesantren Lirboyo Kediri), mengungkapkan bahwa santri-santri masa kini harus memahami pentingnya perjuangan dalam mencari ilmu. Menurutnya, para ulama zaman dahulu, berjuang untuk mendapatkan ilmu serta mengajarkan dengan kesungguhan yang luar biasa. Ia mencontohkan Imam al-Ghazali yang mengisahkan betapa dalam seluruh hidupnya Beliau gunakan dalam proses Khidmah untuk pengetahuan. Bahkan, ada masa panjang dalam perjuangan agar bisa mendapatkan ilmu yang kita inginkan.
Gus Abdurrohman Kafa mengajak para santri untuk terus meneladani Kiai-kiai dan ulama terdahulu dalam semangat berdakwah, mengaji serta mengajar santri. Karena inilah bagian dari khidmah terpenting menjadi santri pada masa kini.(*).