MALAKA–
Indonesia telah menjadi juara umum dalam kejuaraan World Pencak Silat Championship 2022 di Malaka, Malaysia, pada Juli tahun 2022 lalu. Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, M Nabil Haroen mengungkapkan bahwa pada dasarnya pencak silat merupakan soft power dalam diplomasi Indonesia yang harus didukung bersama.
Ajang World Pencak Silat Championship 2022 ini diikuti oleh 40 negara, di antaranya: Jerman, Iran, Belanda, Britania Raya, Amerika Serikat, Azerbaijan, Bangladesh, Canada, dan Vietnam. Indonesia mengirimkan 37 wakil dalam perhelatan ini, serta meraih juara umum dengan perolehan 11 medali emas, 9 perak, dan 8 perunggu. Nabil Haroen mengungkapkan bahwa saat ini para atlet pencak silat Indonesia merupakan bagian dari diplomasi kebudayaan, maka harus didukung bersama-sama.
“Pencak Silat Indonesia harus terus mendapat dukungan dari pemerintah, pihak swasta, dan terlebih masyarakat. Pencak Silat merupakan kekuatan dan sekaligus khazanah budaya Indonesia yang sangat kaya. Di dalam pencak silat, terkandung falsafah, mental, strategi, kekuatan fisik dan intelegensia, dan juga budaya Nusantara, yang menjadi cerminan dari Indonesia saat ini,” ungkap Nabil Haroen yang juga Wakil Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Selain itu, Nabil yang hadir langsung di Malaka, Malaysia pada saat kejuaraan berlangsung mengajak semua pihak untuk menyuntikkan semangat bagi para atlet pencak silat Indonesia, agar lebih berkembang lagi.
“Selama beberapa hari, saya mengawal dan menyaksikan para atlet Indonesia berjuang dan bertanding untuk mengharumkan nama bangsa. Alhamdulillah, perjuangan ini membuahkan hasil dengan kemenangan yang mayoritas. Sudah seharusnya diapresiasi, disuntik dengan semangat tinggi, sekaligus menjadi penguat mental bangsa Indonesia untuk melangkah lagi, berprestasi di kehidupan new normal pasca-pandemi ini,” terang Nabil.
Lebih dari itu, Nabil mendorong agar ekosistem kepelatihan dan prestasi atlet Pencak Silat bisa dikuatkan. “Saat ini memang masih banyak dari segi ekosistem kepelatihan, pendidikan, dan juga kaderisasi atlet dan pasca bertanding yang harus terkoneksi dengan sektor dunia kreatif dan industri yang sehat, fair dan saling menguatkan. Jika mau berkesinambungan, lintas sektor yang menjadi ekosistem dari dunia pencak silat, haruslah kita bangun bersama. Maka, dukungan dari semua pihak menjadi penting,” ungkapnya.
Menurut Nabil, Pencak Silat juga sejatinya menguatkan soft-power diplomacy Indonesia, melalui olahraga, seni dan pertandingan. “Skema prestasi ini harus terkoneksi dengan visi besar Indonesia menuju 2045. Semoga Pencak Silat Indonesia semakin maju dan berprestasi, mari bersama-sama saling mendukung dan menguatkan,” tegasnya.(*)
(Kendi / NUOnline)