PAGARNUSA.OR.ID – Sebentar lagi Pencak Silat Pagar Nusa (PSNU) bakal merayakan ulang tahunnya ke-38 tahun. Sebuah momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali napak tilas Pagar Nusa dalam melestarikan kearifan lokal melalui seni pencak silat.
Pencak silat yang lahir pada 3 Januari 1986 menjadi salah satu perguruan pencak silat dengan jumlah peminat terbesar di Indonesia.
Bahkan perguruan ini telah merambah ke mancanegara melalui PCI NU (Pimpinan Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama) yang ada di berbagai negara. Seperti Malaysia, Taiwan, Hongkong, Mesir, Jepang, Korea Selatan dan beberapa negara lainnyaa.
Dalam menelisik perjalanan 38 tahun Pagar Nusa, ada beberapa hal penting dari pencak silat ini yang perlu Anda ketahui:
1. Lahir dari rahim pesantren
Pada saat itu pesantren awalnya menjadi tempat penggemblengan para santri. Tidak hanya soal agama, namun juga bela diri seperti pencak silat.
Namun seiring berlajannya waktu, fenomena ini mulai surut. Di samping itu, mulai muncul berbagai aliran pencak silat yang saling mengklaim akan keunggulan pencak silat mereka.
Hal tersebut yang kemudian membuat para ulama gelisah. Sehingga tercetuslah sebuah gagasan untuk menciptakan wadah yang menaungi berbagai aliran pencak silat tersebut.
2. Didirikan oleh para Ulama
Fenomena menyurutnya pencak silat di pesantren membuat banyak ulama merasa gelisah. KH Suharbillah misalnya. Ulama sekaligus pendekar dari Surabaya ini dikenal sebagai inisator berdirinya Pagar Nusa.
Pada saat itu Beliau menceritakan fenomena tersebut kepada KH Mustofa Bisri Rembang. Alhasil mereka kemudian menemui KH Agus Maksum Jauhari, seorang tokoh pesantren dari Lirboyo yang terkenal akan kemahiran bela dirinya. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk membentuk wadah organisasi untuk melestarikan pencak silat di lingkungan pesantren.
3. Berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama
Pagar Nusa merupakan bagian dari Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama. Sebuah organisasi muslim terbesar di Indonesia.
Nama Pagar Nusa adalah usulan dari KH Anas Thohir, yang pada saat itu menjabat sebagai ketua PWNU Jawa Timur. Pagar Nusa yang berarti Pagarnya NU dan Bangsa ini diusulkan oleh KH Anas atas saran dari KH Mujib Ridlwan, putra KH Ridlwan Abdullah pencipta lambing NU.
Sebelum adanya nama tersebut, wadah pencak silat yang para ulama ciptakan hanya menggunakan nama Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPS NU). Dan sekarang nama tersebut beralih menjadi PSNU “Pagar Nusa”.
Organisasi ini berdiri pada 3 Januari 1986 dengan Gus Maksum sebagai ketua umumnya. Sedangkan KH Suharbillah sebagai sekretarisnya.
4. Ketua Umum Pagar Nusa dari Masa ke Masa
Sejak berdirinya Pagar Nusa pada 3 Januari 1986, Pagar Nusa sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama telah dipimpin oleh 5 ketua umum. Mereka adalah KH Agus Maksum Jauhari (1986-2003), KH Suharbillah (2003-2007), Drs. KH Fuad Anwar (2007-2012), KH Aizzudin Abdurrahman (2012-2017), dan Gus Nabil Haroen (2017-sekarang).
5. Filosofi Lambang dan Slogan
Lambang Pagar Nusa sekarang adalah usulan dari KH Suharbillah. Sebuah desain berupa segi lima berlatar hijau dengan gambar bola dunia di tengahnya.
Sementara itu di tengah bola dunia bertuliskan “Laa Gholiba Illa Billah” yang berarti tiada kemenangan selain pertolongan Allah Swt. Hal tersebut menandakan ketidakberdayaan manusia tanpa adanya pertolongan dari Allah Swt.
Pada lambang tersebut juga terdapat simbol trisula dan Bintang sembilang sebagai identitas dari seni pencak silat Nahdlatul Ulama.
Mengenal lebih dekat dengan Pagar Nusa mulai dari sejarah, pendiri, dan berbagai seluk beluknya merupakan upaya untuk menumbuhkan loyalitas kepada organisasi ini. Harlah ke-38 tahun Pagar Nusa merupakan momentum yang tepat untuk mengenang kiprah dan perjuangan Pagar Nusa dalam meneruskan jejak ulama dan kearifan lokal bangsa Indonesia. (*)