Meneladani Sosok Gus Maksum, Tak Hanya Ahli Bela Diri Tapi Juga Ahli Pertanian dan Peternakan. Meneladani sosok KH. Abdullah Maksum Jauhari tidak ada habisnya. Sang pendekar Pencak Silat tersebut banyak meninggalkan teladan dan ajarn penting yang dapat menjadi teladan dan inspirasi. Gus Maksum, sapaan masyhurnya merupakan sosok yang sangat diperhitungkan dalam dunia persilatan kala itu. Ia menjadi salah satu penentu berdirinya organisasi Pencak Silat Pagar Nusa milik Nahdlatul Ulama.
Gus Maksum lahir pada 8 Agustus 1944 di desa Kanigoro, Kras, Kediri. Selain sebagai pendekar Pencak Silat yang disegani, Beliau adalah sosok yang berpengaruh dalam penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di kediri pada tahun 1965 dan menjadi komandan tempur lapangan.
Selain kemampuannya yang diatas rata-rata Gus Maksum juga terkenal akan kesaktiannya sejak kecil. Banyak kisah-kisah dari keluarga, sahabat dan para santrinya yang menyaksikan langsung kesaktian di luar nalar yang dimiliki oleh Gus Maksum. Gus Maksum sendiri adalah Cucu dari KH. Abdul Karim yang mana beliau adalah seorang Kiai pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Banyak sisi lain dari kehidupan Gus Maksum yang harus diteladani. Banyak yang belum mengetahui sosok Gus Maksum adalah seorang yang sangat ahli dalam berbagai bidang keahlian. Secara umum masyarakat mengetahui sosok Gus Maksum hanya sebatas pendekar Pencak Silat yang sangat sakti. Namun dibalik itu Gus Maksum adalah sosok yang ahli di bidang peternakan perkebunan, pertanian, perikanan, dan sebagainya juga perlu.
Sebagaimana dikutip dari Skripsi Moh. Bagas Priyanto dengan judul KH. Maksum Jauhari (1944– 2003) Sejarah dan Peran dalam Penumpasan PKI di Kediri. Dalam penelitian tersebut menyebutkan Gus Maksum adalah sosok yang ahli tidak hanya Pencak SIlat tetapi juga ahli dalam bidang pertanian dan peternakan.
Gus Maksum sukses dalam mengembangkan pertanian dan peternakan. Wujud kesuksesan beliau dalam mengembangkan dunia agrobisnis seperti blimbing, nanas, jeruk, semangka, kambing, kuda, ayam, kijang,dan merpati.
Keahlihan di bidang peternakan, perikanan, dan lain lain didapatkan melalui kursus-kursus yang pernah di ikuti Gus Maksum. Sesuai dengan konsep Gus maksum, bahwa tidak ada istilah antara ilmu agama dan ilmu umum. Apapun yang bermanfaat, ia harus pelajari, termasuk ilmu pengembangan agrobisnis
Kursus pertama Gus Maksum di kediri. Ketika mengikuti kursus ini, ia selalu mendapat nilai bagus, hingga akhirnya beliau di rekomendasikan mengikuti kursus perikanan dan peternakan di Jakarta. Hasil dari mengikuti kursus di Jakarta itu kemudian di praktikan di Lirboyo.
Kisah hidup Gus Maksum yang ternyata tidak hanya ahli dalam bela diri dan ilmu hikmah menjadi teladan bagi generasi muda saat ini. Selain menjadi pendekar Pencak Silat, para pendekar juga harus bisa menguasai dalam berbagai hal termasuk pertania, peternakan dan sektor yang lainnya. Dalam konteks kekinian pendekar Pencak Silat juga harus bisa menguasai teknologi. Dan hal itu telah dicontohkan oleh Guru Besar pagar Nusa, Gus Maksum. Semoga para kader Pagar Nusa mampu meneladani sosok Gus Maksum. (*)