Pagarnusa.or.id – Sosok Mbah Mad Jipang biasa sering kita hadiahi fatihah sebagai bentuk tawasul sebelum membaca beberapa amalan Pagar Nusa. Namun, sudah tahukah Anda siapa sih sebenarnya mbah Mad Jipang itu? Pada artikel ini kita akan sedikit mengulas tentang sosok Mbah Mad Jipang dan bagaimana kisah uniknya.
Mbah Mad Jipang lahir sekitar tahun 1900-an dengan nama kecil Muhammad Tholhah. Beliau merupakan putra dari pasangan Kiai Fadil (Pengasuh Ketiga Pesantren Batokan) dengan Nyai Anjar Binti Kiai Sholeh Banjarmlati.
Mengutip dari Akhid Nasrullah, Mbah Mad Jipang merupakan putra pertama dari enam bersaudara. Di antara mereka adalah Mbah Jauhari yang tak lain adalah ayah dari Gus Maksum, pendiri Pagar Nusa. Menurut riwayat, Mbah Mad Jipang menikah sebanyak 4 kali dan memiliki 11 anak. Dalam perjalanannya, Beliau merupakan guru dari KH Abdullah Maksum Jauhari atau Gus Maksum, sosok pendiri pencak silat Pagar Nusa.
Asal Muasal Nama Jipang
Muhammad Tholhah kecil dikenal sebagai sosok yang cerdas. Kecerdasan Beliau terlihat dalam berbagai hal, khususnya saat mengaji kitab dan perihal hitung-menghitung.
Karena kecerdasannya, sebuah riwayat dari Kiai Mahsun, santri Mbah Ma’ruf Kedunglo, mengatakan bahwa Muhammad Tholhah kemudian mendapat laqob (julukan) “Jipang” yang artinya “Ngajine gampang”. Kiai Mahsun menyebut bahwa nama tersebut merupakan pemberian dari Mbah Ma’ruf secara langsung.
Kecerdasan Mbah Mad Jipang, menurut penuturan Gus Maksum yang popular, bahwa beliau mahir membaca kitab gundul meski hanya bermodal dengan konsep Nahwu ala jurumiyah dan tasrif saja.
Sedangkan, kecerdasan beliau yang lain, menurut penuturan Mbah Manaf Pethuk, Bahwa Beliau mampu melahap puluhan bait alfiyah dalam waktu yang sangat singkat, bahkan hafalannya pun cepat membekas tanpa mudah lupa.
Pendidikan Mbah Mad Jipang
Meskipun dikenal sebagai sosok yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, Mbah Mad Jipang juga menempuh pendidikan di beberapa pesantren ternama pada zamannya. Di antara beberapa pesantren tersebut adalah Pesantren Kyai Abdul Karim Lirboyo, Pesantren Kyai Ma’ruf Kedunglo, dan juga berguru kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.
Di lingkungan pesantren-pesantren tersebut, Mbah Mad Jipang mendalami berbagai ilmu pengetahuan, termasuk ilmu faraidl (pembagian harta warisan), yang kemudian menjadikannya sebagai sosok yang terkenal akan kealiman dalam bidang tersebut.
Kisah Mbah Mad Jipang dan Ilmu Waris
Saat nyantri di Lirboyo, Mbah Mad Jipang mendapat dhawuh (perintah) dari Mbah Manaf untuk menghadapnya ke ndhalem. Mbah Manaf menyuruh Mbah Mad jipang datang dengan membawa kitab Syarh Rahabiyah dan sabak (alat tulis kuno berupa papan kecil).
Mulai saat itu, Mbah Mad Jipang resmi belajar ilmu waris (faraidh) dari kiai sepuh Lirboyo secara langsung di ndhalemnya.
Hal yang unik terjadi ketika saat usai mengkhatamkan kitab tersebut, Mbah Manaf kedatangan tamu dari keluarga terpandang sekitar daerah Kediri. Tamu tersebut meminta bantuan Mbah Manaf untuk membagikan warisan di keluarganya.
Seperti skenario yang telah terencana, Mbah Manaf kemudian menyuruh Mbah Mad Jipang secara langsung untuk mengaplikasikan ilmunya.
Pada saat itu perihal warisan bukanlah hal yang sederhana. Jika ada kesalahan sedikitpun dapat menjadi malapetaka yang cukup besar. Kerap kali ahli waris terlihat menerima hasil pembagian warisan ketika di hadapan kiai yang membagikan. Namun, setelah usai mereka bisa saja berselisih kembali, bahkan lebih parah dari sebelumnya.
Namun, berkat kecerdasan dan kepiawaian Mbah Mad Jipang, keluarga dari tamu tersebut merasa puas atas pembagian warisan yang Beliau lakukan. Bahkan Beliau mendapat oleh-oleh dari tamu tersebut yang cukup membiayai kebutuhan sehari-hari Beliau hingga setahun lamanya.
Kesederhanaan Mbah Mad Jipang
Meski berasal dari keluarga Kiai, Mbah Mad Jipang merupakan sosok yang sangat sederhana. Dalam kesehariannya beliau sering memakai pakaian ala petani atau pedagang sayur beserta blangkon di kepalanya.
Bagi yang belum mengenal Mbah Mad Jipang, mungkin tidak akan menyangka bahwa di balik penampilannya tersebut, Beliau merupakan sosok yang sangat alim. Beliau mendapatkan penghormatan dan rasa takjub dari kiai-kiai yang telah mengenalnya. Bahkan, Syekh Masduqi Lasem pun mengakui kealiman beliau tanpa pengecualian.
Demikian sedikit kisah dari Mbah Mad Jipang. Semoga kita mendapat pancaran keberkahan dari Beliau. Lahul faatihah….*