Kiai Suharbillah Kisahkan Gus Maksum Mendedikasikan Seumur Hidupnya untuk Pagar Nusa
PAGARNUSA.OR.ID – KH Suharbillah merupakan salah satu santri kinasih KH. Abdulloh Maksum Jauhari atau Gus Maksum. Ia juga merupakan salah satu inisiator berdirinya organisasi Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa. Saat itu dunia tentang bela diri di pesantren mulai memudar, selain itu banyak perguruan pencak silat yang mengklaim dirinya paling unggul dan kuat. Kondisi tersebut membuat Kiai Suhar merasa tidak baik-baik saja, ia khawatir jika kondisi itu dibiarkan akan menjadi perpecahan antar sesama warga Nahdlatul Ulama.
Atas keresahan itu Kiai Suharbillah bertemu dengan KH. Bisri Musthofa Rembang, pertemuan itu membahas ide Kiai Suhar yang ingin menyatukan perguruan-perguruan silat menjadi satu dibawah naungan Nadlatul Ulama. Setelah bersepakat Keduanya menemui Gus Maksum, yang juga merupakan guru dari Kiai Suhar. Atas usulan yang disampaikan Kiai Suhar dan Gus Mus, akhirnya Gus Maksum menyetujui ide Kiai Suharbillah untuk mendirikan Pagar Nusa. Dari situlah kemudian para Kiai, pendekar dipertemukan untuk membentuk Pagar Nusa.
Kiai Suharbillah menjadi satu diantara santri kinasih Gus Maksum, khususnya adalah ilmu hikmah dan ilmu bela diri. Saat itu Gus Maksum merupakan sosok yang sangat disegani karena kesaktian dan kemampuannya dalam ilmu bela diri dan juga berbagai ilmu hikmah. Kiai Suhar banyak menyaksikan karomah dan keseharian Gus Maksum yang sangat luar biasa dan menginspirasi.
Salah satu kisah Gus Maksum yang diceritakan oleh Kiai Suharbillah adalah dedikasi Gus Maksum kepada Pencak Silat khususnya Pagar Nusa. Gus Maksum mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mengawal berdiri dan berjalannya Pagar Nusa. Selain sebagai salah satu pendiri dan Guru Besar Pagar Nusa, Gus Maksum juga menjadi ketua umum pertama Pagar Nusa. Ditangan Gus Maksum Pagar Nusa berkembang sangat pesat.
Sebagaimana dikutip dari NU Online, KH Suharbillah memiliki cerita, bahwa di saat PSNU Pagar Nusa akan mengadakan sebuah pertandingan antardaerah, Gus Maksum tidak menyetujui.
“Saya yang bagian matur beliau. Awalnya beliau bilang tidak setuju, dengan pertimbangan tidak adanya dana,” Kisah Kiai Suhar sebagaimana dikutip dari NU Online,
Namun, ketika dikatakan acaranya masih perlu persiapan tiga bulan lagi, Gus Maksum berkata; “Tiga bulan lagi nanas saya sudah panen, silahkan uangnya digunakan sebagai dana.”
Ia juga menceritakan, bahwa di saat Gus Maksum sedang sakit dan ada wartawan yang ingin menemuinya untuk melihat gerakan, Gus Maksum masih bisa mempraktikkan gerakannya.
“Beliau adalah sosok yang seumur hidupnya adalah untuk pencak silat, baik saat sehat maupun saat sakit. Bahkan kebun nanasnya pun diberikan untuk Pagar Nusa,” tandasnya.
KH Suharbillah, barangkali memang tak banyak yang mengenal nama itu. Usianya sudah tidak dapat dikatakan muda lagi, 66 tahun. Ia pun tak segan bercerita bahwa tidak sedikit orang yang menganggap bahwa ia sudah meninggal.
“Lho, wong iku sih urip ta?,” (Lho, orang itu masih hidup kah?) ujarnya sambil terkekeh-kekeh menirukan orang-orang yang tidak percaya jika ia masih hidup.
Sosoknya yang berbadan tinggi-besar, disertai kumis dan jenggot yang dibiarkannya memanjang, tentu akan memberikan kesan sedikit ‘seram’ pada orang yang pertama kali melihatnya. Ia sendiri mengakui itu. Namun siapa sangka, dibalik wajah ‘seram’ tersebut tersimpan keramahan yang luar biasa. KH Suharbillah kini berharap agar generasi PSNU Pagar Nusa dapat mengokohkan dan sekaligus mewariskan ilmu pencak silat tidak dengan sepotong-potong, tapi secara utuh.
Artinya, tidak hanya dari aspek bela diri saja yang akan dikuasainya, yang nantinya dapat memunculkan sikap arogan, namun juga aspek lainnya, seperti seni-budaya dan asma’ (aspek batin). Asma’ sendiri menurut KH Suhar Billah, adalah untuk mengikat bahwa tidak ada yang melebihi kekuatan Allah, sesuai dengan slogan PSNU Pagar Nusa, laa ghaaliba illa billah.
“Kami juga berharap, pada akhirnya nanti para pendekar yang dilahirkan oleh PSNU Pagar Nusa bukanlah menjadi orang yang salah dalam mengamalkan ilmu, melainkan menjadi penolong masyarakat,” pungkas Kiai Suhar. Itulah tadi Kiai Suharbillah Kisahkan Gus Maksum Mendedikasikan Seumur Hidupnya untuk Pagar Nusa. (*)