• Sejarah
  • Visi & Misi
  • Program
  • Login
  • Register
Pagar Nusa Official Website
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
Pagar Nusa Official Website
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
Pagar Nusa Official Website
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Home Featured

KH Hasyim Asy’ari Bekali Santri Ilmu Pencak Silat, Menjaga Diri Melawan Penjajah

admin oleh admin
19 Agustus 2023
di Featured
A A
KH Hasyim Asy'ari Bekali Santri Ilmu Pencak Silat, Menjaga Diri Melawan Penjajah
Bagikan di WhatsappBagikan di Twitter

KH Hasyim Asy’ari Bekali Santri Ilmu Pencak Silat, Menjaga Diri Melawan Penjajah. Tepatnya akhir abad ke-19 bermunculan pabrik-pabrik milik bangsa asing di daerah Tebuireng Jombang. Keberadaan pabrik-pabrik tersebut membawa perekonomian membaik dan membuka lapangan kerja. Namun karena masyarakat uyang belum siap menghadapi industrialisasi justru dampak buruk keberadaan pabrik tersebut lebih terasa. Banyak masyarakat yang bekerja di pabrik menggunakan upahnya untuk hal-hal yang buruk, untuk mabuk, main wanita dan lain sebagainya.

Keberadaan pabrik tersebut juga membuat masyarakat semakin jauh dengan nilai-nilai agama. Banyak tanah-tanah mereka yang dijual ke pihak asing untuk memperluas perkembangan pabriknya. Kondisi masyarakat Tebuireng saat itu sangat memprihatinkan. salah satu sosok yang sangat prihatin terhadap kondisi masyarakat saat itu adalah Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

Jauh sebelum NU berdiri, KH Hasyim Asy’ari telah merintis perjuangan untuk menyelamatkan masyarakat pada saat itu. Kondisi masyarakat yang amat memprihatinkan membuat KH Hasyim Asy’ari tergugah, akhirnya beliau membeli sebidang tanah milik seorang dalang di Tebuireng. Pada tanggal 3 Agustus 1899 M bertepatan dengan tanggal 26 Rabiul Awal 1317 H. KH Hasyim Asy’ari mendirikan sebuah bangunan kecil dari anyaman bambu.

Bangunan dari anyaman bambu tersebut berukuran 6×8 meter tersebut menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Kala itu bangunan sederhana itu dibagi oleh KH Hasyim Asy’ari menjadi dua bagian. Bagian belakang dijadikan tempat tinggal KH Hasyim Asy’ari bersama istrinya, Nyai Khodijah, dan bagian depan dijadikan tempat salat (mushalla). Saat itu santrinya berjumlah 8 orang, dan tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang.

Hadirnya KH Hasyim Asy’ari di Tebuireng membuat masyarakat kaget dan tidak langsung menerimanya. Banyak sekali gangguan-gangguan, fitnah sampai ancaman datang mendatangi KH Hasyi Asy’ari dan para santrinya. Lebih parah lagi yang menjadi bahan sasaran teror adalah para santri. Teror tersebut datang dari oknum-oknum yang tidak menyukai keberadaan KH Hasyim Asy’ari dan santrinya. Gangguan yang datangpun bermacam-macam. Ada yang melakukan pelemparan batu, kayu, atau penusukan senjata tajam ke dinding tratak.

Santri-santri seringkali terpaksa tidur berdekatan dalam satu ruangan sebagai tindakan pencegahan terhadap potensi bahaya tusukan benda tajam. Ancaman-ancaman juga meresahkan mereka di luar pondok, dengan usaha mengintimidasi agar santri-santri meninggalkan pengaruh Kiai Hasyim. Gangguan-gangguan semacam ini berlangsung selama dua setengah tahun, sehingga santri-santri harus melakukan jaga berputar untuk menjaga keamanan.

Situasi semakin kritis dan menghambat aktivitas santri-santri, hingga KH Hasyim Asy’ari mengambil keputusan untuk mengirim seorang santri ke Cirebon, Jawa Barat, untuk bertemu dengan sahabat-sahabat dekatnya, yakni Kiai Saleh Benda, Kiai Abdullah Panguragan, Kiai Samsuri Wanantara, dan Kiai Abdul Jamil Buntet. Mereka diperintahkan datang ke Tebuireng dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dalam seni bela diri pencak silat dan kanuragan selama kurang lebih 8 bulan.

Setelah memperoleh keterampilan kanuragan dan pencak silat ini, santri-santri tidak lagi merasa khawatir terhadap gangguan dari luar. Bahkan, Kiai Hasyim secara pribadi mengambil tanggung jawab melakukan patroli malam sendirian. Meskipun seringkali menghadapi fisik para penjahat, dia mampu mengatasi mereka dengan mudah. Bahkan sejumlah penjahat tersebut kemudian meminta untuk diajari ilmu pencak silat dan menjadi pengikut setia Kiai Hasyim. Dari saat itu, Kiai Hasyim mulai diakui sebagai ayah, guru, dan pemimpin masyarakat. (*)

Tags: KH. Hasyim Asy'aripencak silatTebuireng
admin

admin

Terkait Posts

Ijazah Kubro Pagar Nusa: Perizinan Amalan untuk Menjaga Diri, Keluarga, Masyarakat dan Bangsa 

Ijazah Kubro Pagar Nusa: Perizinan Amalan untuk Menjaga Diri, Keluarga, Masyarakat dan Bangsa 

19 September 2023
Resep dari Gus Maksum Jauhari Untuk Melahirkan Generasi yang Cerdas

Resep dari Gus Maksum Jauhari Untuk Melahirkan Generasi yang Cerdas

18 September 2023
Srikandi Pagar Nusa Para Pendekar Perempuan Nahdlatul Ulama

Srikandi Pagar Nusa Para Pendekar Perempuan Nahdlatul Ulama

17 September 2023
Kisah Gus Maksum Tidak Mempan Senjata Tajam Saat Diserang PKI

Kisah Gus Maksum Tidak Mempan Senjata Tajam Saat Diserang PKI

16 September 2023
Makna Ijazah Kubro Pagar Nusa Menurut Mbah Maimoen Zubair

Makna Ijazah Kubro Pagar Nusa Menurut Mbah Maimoen Zubair

15 September 2023
Gerakan Salam Pagar Nusa Ke Lima, Simbol Mukarromah Wali Songo

Gerakan Salam Pagar Nusa Ke Lima, Simbol Mukarromah Wali Songo

12 September 2023
Next Post
Gus Nabil Harapkan Pagar Nusa Gorontalo Jadi Penyangga Kerukunan di Bumi Serambi Madinah

Gus Nabil Harapkan Pagar Nusa Gorontalo Jadi Penyangga Kerukunan di Bumi Serambi Madinah

Ijazah Hizib Autad Gus Maksum Jauhari, Ijazah Amalan Tahan Pukul

Ijazah Hizib Autad Gus Maksum Jauhari, Ijazah Amalan Tahan Pukul

Sering Dibaca

12 Kata Mutiara dan Nasihat dari Gus Maksum Jauhari untuk Pendekar Pagar Nusa

12 Kata Mutiara dan Nasihat dari Gus Maksum Jauhari untuk Pendekar Pagar Nusa

4 Juni 2023
Tingkatan Sabuk Pagar Nusa dan Sebutannya yang Harus Kamu Ketahui!

Tingkatan Sabuk Pagar Nusa dan Sebutannya yang Harus Kamu Ketahui!

3 Juni 2023
Arti Lambang Pagar Nusa, Penuh Dengan Filosofi Mulia

Arti Lambang Pagar Nusa, Penuh Dengan Filosofi Mulia

2 Juni 2023
Ini Nama Ketua Umum Pagar Nusa dari Masa Ke Masa

Ini Nama Ketua Umum Pagar Nusa dari Masa Ke Masa

9 Juni 2023
Makna Gerakan Pembuka dalam Pencak Silat Pagar Nusa

Makna Gerakan Pembuka dalam Pencak Silat Pagar Nusa

7 Juli 2023

Terbaru

Ketum Pagar Nusa: Munas dan Konbes untuk Konsolidasi Organisasi, Menjemput Masa Depan Nahdliyyin

Ketum Pagar Nusa: Munas dan Konbes untuk Konsolidasi Organisasi, Menjemput Masa Depan Nahdliyyin

20 September 2023
Pesan Khusus Gus Nabil: Ingat Ijazah Kubro 7 Oktober 2023 di Benteng Vastenburg Solo

Pesan Khusus Gus Nabil: Ingat Ijazah Kubro 7 Oktober 2023 di Benteng Vastenburg Solo

19 September 2023
Ijazah Kubro Pagar Nusa: Perizinan Amalan untuk Menjaga Diri, Keluarga, Masyarakat dan Bangsa 

Ijazah Kubro Pagar Nusa: Perizinan Amalan untuk Menjaga Diri, Keluarga, Masyarakat dan Bangsa 

19 September 2023
  • Kirim Artikel
  • Redaksi
  • FAQ

© 2023 Pagar Nusa - Pagar NU dan Bangsa ..

Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Video
  • Radikalisme

© 2023 Pagar Nusa - Pagar NU dan Bangsa ..

Selamat datang kembali!

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Sandi? Daftar

Buat Akun Baru

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Wajib diisi Masuk

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Masuk