PAGARNUSA.OR.ID – JAKARTA – Perhelatan Munas dan Konbes Nahdlatu Ulama, di Pesantren Al-Hamid Cilangkap dan Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, menjadi forum penting bagi warga Nahdliyyin. Agenda yang berlangsung pada 18-20 September 2023 ini merupakan forum tertinggi bagi warga NU, setekah Muktamar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama H.M. Nabil Haroen mengungkapkan bahwa forum Munas dan Konbes ini sangat penting untuk masa depan organisasi.
“Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama merupakan forum penting bagi warga Nahdliyyin. Forum ini merupakan forum tertinggi setelah Muktamar, di strata organisasi Nahdlatul Ulama. Jadi memang menjadi ruang untuk merumuskan dan memutuskan hal-hal mendasar bagi organisasi,” ungkap Nabil.
Menurut Nabil Haroen, pada Munas dan Konbes NU di September 2023 ini, sangat strategis karena berdekatan dengan proses pemilu 2024.
“Bagaimanapun, NU menjadi kunci dalam dinamika politik menuju 2024, karena kebesaran organisasi, pengaruh di lingkaran keputusan politik, maupun jumlah warga NU yang memang sangat besar. Bahkan, ada sebuah survey terbaru yang dirilis, menyebut bahwa ada peningkatan jumlah warga NU mendekati 60% dari responden. Tentu, ini jumlah yang signifikan, menggambarkan pesatnya NU di Indonesia,” terang anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Lebih lanjut, Nabil Haroen juga menggaris bawahi pesan Ketua Umum PBNU, terkait amanah organisasi untuk fokus melayani ummat.
“Ketum PBNU, Kiai Yahya C Staquf menegaskan fokus NU untuk pelayanan publik, atau riayatul ummah. NU fokus untuk mengawal program-program yang memang menjadi kebutuhan warga, kebutuhan rakyat. Jadi, kehadiran NU benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga. Tidak hanya warga Nahdliyyin, bahkan untuk seluruh warga Indonesia,” ungkap Nabil, yang juga Wakil Ketua Umum PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Hasil-hasil dari Munas dan Konbes akan sangat berpengaruh bagi gerak organisasi, baik lembaga maupun banom, serta amaliyah dan kehidupan ratusan jutaan warga Nahdliyyin.
“Pagar Nusa mengikuti semua rumusan dan rekomendasi Munas, kami juga fokus mengawal kaderisasi, yang tersambung dengan kaderisasi PBNU. Pagar Nuda tetap berkhidmah untuk mengawal NU, mengawal kiai. Kami mengikuti perintah dari pimpinan PBNU dan kiai-kiai pesantren. Tugas kami membantu terlaksananya Munas dan Konbes NU agar lancar, dan sesuai dengan harapan.”
Selanjutnya, Nabil Haroen juga memahami kondisi NU yang jadi primadona politik nasional, yang dampaknya juga terasa di akar rumput. “Kami juga terus mengkonsolidasi kader-kader pendekar untuk bersiap menghadapi situasi apapun, terutama tensi politik yang mungkin akan naik seiring mendekati 2024. Khidmah pendekar dan kader-kader Pagar Nusa tetap untuk NU, kiai, dan Indonesia,” jelas Nabil (*).