Ini Makna Ijazah Kubro Menurut Para Kiai. Ijazah Kubro Pagar Nusa yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Pagar Nusa merupakan agenda lima tahun sekali yang dibarengkan dengan agenda pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa. Banyak Kiai sepuh yang hadir dan memberikan ijazah dalam acara tersebut.
Semua kader Pagar Nusa dari mulai Pimpinan Pusat hingga ranting hadir untuk memeriahkan jalannya Ijazah Kubro. Namun apa sebenarnya makna daru Ijazah Kubro sendiri? Berikut ini adalah penjelasan dari para Kiai tentang makna Ijazah Kubro.
Ijazah sendiri memiliki arti memberikan izin untuk mengamalkan sesuatu, sedangkan Kubro bermakna akbar atau besar. Dalam tradisi keilmuan Nahdlatul Ulama ijazah menjadi hal yang sering dilakukan saat para Kiai memberikan suatu amalan yang diberikan kepada para santrinya. Tradisi ini menjadi turun temurun dari para Kiai yang sanadnya bersambung hingga Rasulullah SAW.
Berikut ini adalah makna Ijazah Kubro menurut KH. Maimoen Zubair dan KH. Ahmad Said Asrori.
Menurut KH. Maimoen Zubair yang disebut ijazah kubro. Artinya ijazah itu memberikan izin untuk mengamalkan sesuatu amalan guna kepentingan pribadi maupun umat. Pagar Nusa, pagar berarti tameng, pagar atau menjadi suatu pembelaan kepada nusa. Nusa itu tidak dapat dipisahkan dengan bangsa. Satu nusa, satu bangsa. Ini sesuai dengan cita-cita ulama terdahulu.
“Saya mengharapkan Pagar Nusa sukses dan kembali sebagaimana arti Pagar Nusa bahwa Nahdlatul Ulama berasal dari organisasi Nahdlatul Wathan dan Nahdlatut Tujjar. Keduanya tidak dapat dipisahkan adalah kemerdekaan disertai keadilan dan kemakmuran. Sebagaimana pada penutup asas negara kita, Pancasila, yaitu padi dan kapas. Makmur dalam keadilan, adil dalam kemakmuran. Semoga ini menjadi apa yang kita cita-citakan. Nahdlatul Ulama sebagai milik bangsa dan menyatukan bangsa, sehingga negara ini tidak terpisah dan terkoyak-koyak,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang.
Sementara itu senada dengan Mbah Moen, KH. Ahmad Said Asrori, Katib Aam PBNU menjelaskan bahwa ijazah kubro sendiri merupakan sesuatu yang diberikan oleh para alim, para kiai, mulai dari junjungan kita Nabi Muhammad Saw kepada para sahabat, sahabat kepada tabiin, tabiin kepada tabiit tabiin sampai pada kiai, pada masyayikh, para guru-guru kita semua.
“Ijazah adalah satu bentuk perizinan dari para guru, para kiai kepada para santri dalam bentuk suatu amalan yang bermanfaat yang berkenaan dengan masalah-masalah duniawiyyah ataupun masalah-masalah ukhrowiyah,” terang Kiai Said Asrori.
Amalan yang diberikan oleh para alim ulama, kiai, masyayikh kepada para pendekar Pagar Nusa memiliki manfaat yang sangat luar biasa. Ijazah akan sangat manjur jika dilakukan dengan sesuai dengan arahan dan petunjuk para guru.
“Di dalam mengamalkan dzikir, wirid yang diijazahkan oleh para alim, para kiai ini akan memberikan atsar yang luar biasa apabila diamalkan akan memberikan manfaat, barokah yang luar biasa mana kala dilaksanakan susuai dengan petunjuk,” jelas Katib Aam PBNU pada Ijazah Kubro yang dilaksanakan PP Pagar Nusa pada tahun 2018 lalu.
Ijazah Kubro menjadi agenda yang menjadi ciri khas para santri dan warga Nahdlatul Ulama dalam menjaga sanad keilmuan agar terus tersambung kepada para kiai hingga Rasulullah. Tak hanya itu ijazah kubro juga sebagai sarana perekat dan bersatu padu dalam menjaga diri, masyarakat dan bangsa Indonesia.
“Maka dari itu saudara-saudara sekalian seluruh pengurus anggota Pagar Nusa di seluruh Indonesia, di dalam ijazah kubro ini sesuatu yang menjadi ciri khas kita ciri khas para santri, ciri khas warga Nahdlatil Ulama untuk menjaga diri menjaga keluarga, masyarakat dan bangsa ini dari segala sesuatu yag ingin merusak, ingin menghancurkan kita,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Magelang.
Dalam rangka menjaga keberlangsungan sanad amalan para kiai kepada para santri Pagar Nusa, diperlukan hati yang tenang, ikhlas dan khusyu dalam mengikuti dan menerima amalan-amalan yang diberikan oleh para alim ulama. ALS (*)