Ijazah Kubro Pagar Nusa, Tradisi Menyambung Sanad dari Para Kiai Sampai Rasulullah SAW. Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa merupakan organisasi otonom Pencak Silat yang berada dibawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Pagar Nusa didirikan pada 22 Rabi’ul Akhir 1406 H / 3 Januari 1986 M di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur. Menjabat sebagai ketua Umum pertamanya adalah Gus Maksum (KH. Abdullah Maksum Jauhari).
Pagar Nusa menjadi wadah para pendekar dilingkungan Nahdlatul Ulama dalam belajar dan menyalurkan kemampuan bela diri asli Indonesia itu. Sampai saat ini Pagar Nusa terus memperlebar sayapnya hingga ke manca negara untuk mengenalkan budaya bela diri Indonesia.
Tujuan didirkannya Pagar Nusa adalah sebagai sarana pembinaan, pengembangan, pelestarian, dan pendayagunaan profesi seni, budaya, bela diri pencak silat, dan ketabiban dengan segala aspeknya, baik aspek seni, budaya, bela diri pencak silat, dan ketabiban sebagai cabang olahraga maupun seni budaya dan aspek ketabiban (mental spiritual) dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudi luhur dan Pancasilais.
Selain itu juga untuk menjaga berlakunya ajaran Islam menurut paham Ahlusunnah wal Jamaah dengan menganut salah satu Mazhab Empat di tengah-tengah kehidupan masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Salah satu agenda rutin yang dilakukan oleh Pagar Nusa ialah Ijazah Kubro. Ijazah Kubro menjadi kegiatan yang menyatukan berbagai elemen pendekar Pagar Nusa diberbagai wilayah untuk saling bersilaturrahmi dan mendapatkan ijazah berupa amalan, doa, serta wirid dari para Kiai.
Kegiatan Ijazah Kubro sering digelar oleh Pagar Nusa baik ditingkat pusat maupun di daerah-daerah. Ijazah Kubro merupakan agenda untuk menyambung sanad keilmuan kepada para Kiai hingga bersampaung sampai pada Rasulullah Saw.
Dalam Ijazah Kubro tahun 2018, KH Akhmad Said Asrori, Katib Aam PBNU, Menyampaikan bahwa ijazah adalah sesuatu amalan yang diberikan mulai dari Nabi Muhammad kepada sahabat, sahabat kepada tabi’in, tabi’in kepada tabi’it tabi’in sampai kepada para ulama, kiai dan para guru kita semua.
Ijazah juga, katanya melanjutkan, adalah satu bentuk perizinan dari para kiai kepada para santri untuk mengamalkan satu amalan yang bermanfaat yang berkenaan dengan masalah-masalah duniawi atau masalah-masalah ukhrowiyah.
Pengasuh Pesantren Raudlatut Tullab Wonosari, Tempuran, Magelang ini mengungkapkan bahwa dalam mengamalkan wirid yang diijazahkan oleh para kiai ini akan memberikan atsar, manfaat, dan barokah yang luar biasa manakala dilaksanakan sesuai dengan petunjuk.
Menurutnya, Ijazah Kubro merupakan ciri khas nahdliyin dan santri untuk menjaga diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia dari segala hal yang ingin merusak dan menghancurkannya.
“Maka dengan ijazah ini nanti insyaallah kita akan selalu dibersamakan dengan para kiai, para alim sampai kepada Nabi Muhammad SAW,” terangnya.
Jadi Ijazah Kubro yang diselenggarakan oleh Pagar Nusa merupakan ajang silaturrahmi antar anggota, berkumpul dengan para orang solih, para Kiai untuk menyambung sanad keilmuan hingga sampai pada Rasulullah SAW. ***