Sanad keilmuan yang turun temurun dan memiliki silsilah yang jelas hingga Rasulullah SAW mejadi tradisi yang selalu dijaga oleh para sahabat, tabiin hingga para ulama saat ini. Para sahabat kala itu belajar langsung kepada Nabi Muhammad Saw, kemudian saat Nabi wafat para sahabat menurunkan keilmuannya kepada para tabiin, para tabiin menurunkan kepada tabiut tabiin dan sampailah pada Ulama, Kiai dan masyayikh di zaman sekarang ini.
Ijazahan berarti pemberian izin untuk mengamalkan suatu amalan baik berupa dzikir, doa, shalawat, puasa dan lain sebagainya dari seorang guru kepada muridnya. Sedangkan Kubro memiliki makna akbar atau besar. Ijazah Kubro dapat dimaknai sebagai pemberian ijazah/ izin mengamalkan sutu amalan dari para guru, kiai, ulama dan masyayikh kepada para santri yang dilaksanakan secara besar atau masal diikuti oleh ribuan peserta.
Ijazah Kubro menjadi agenda rutin yang dilakukan oleh Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa baik tingkat pusat maupun wilayah. Ditingkat pusat Ijazah Kubro dilaksanakan setiap lima tahun sekali berbarengan dengan pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa. Tradisi Ijazah Kubro di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi agenda yang sering dilaksanakan, namun bersifat terbatas. Pagar Nusa sebagai salah satu ujung tombak NU mencoba mengampanyekan Ijazah Kubro sebagai upaya menjaga tradisi keilmuan bersanad agar tidak hilang.
Pemberian izin untuk menjalankan suatau amalan atau doa sudah dilakukan oleh para ulama-ulama terdahulu. Para ulama, kiai mengaji kepada para masyayikh, guru yang memiliki sanad keilmuan yang jelas bersambung hingga Rasulullah Saw. Para guru tersebut kemudian mengijazahkan keilmuan dan berbagai amalan kepada para santrinya yang kini telah menjadi ulama-ulama untuk mengamalkan serta meneruskan kembali ijazah keilmuannya kepada para santri yang hidup dizaman ini.
Perkembangan zaman yang kian pesat sampailah pada era teknologi yang mempermudah semua kebutuhan manusia, termasuk dalam hal keilmuan. Teknologi terus berkembang dengan melahirkan banyak produk, salah satunya ialah Internet. Hadirnya internet memiliki dampak positif namun juga mengancam tradisi keilmuan yang bersanad dari para Ulama. Hadirnya media sosial dan artificial intelligence menjadi ancaman nyata bagi tradisi keilmuan di era modern ini.
Saat ingin belajar sesuatu termasuk keagamaan internet telah memberikan fasilitas belajar yang sangat lengkap dengan waktu yang sangat singkat. Namun salah satu bahayanya ialah tidak jelas siapa yang mengajari, memberi izin dalam belajar di internet. Hidup di era modern umat muslim, khususnya para santri harus cerdas dalam menjaga keilmuan.
Oleh karena itu, Ijazah Kubro Pagar Nusa hadir untuk menjadi salah satu pengimbang pesatnya zaman. Saat semua orang dengan mudah belajar melalui internet, Pagar Nusa mencoba melestarikan tradisi keilmuan klasik beruta ilmu yang bersanad dari para guru hingga Rasulullah Saw. Ijazah Kubro menjadi benteng penjaga kemurnian tradisi keilmuan turun dari Rasulullah hingga para ulama saat ini.
Dengan komitmen menjaga tradisi keilmuan tersebut Pagar Nusa melalui Ijazah Kubro mengajak seluruh anggotanya dimanapun berada untuk hadir, guyup rukun bersama, bersilaturrahmi mendengarkan berbagai petuah dan menerima ijazah dari para masyayikh. Ijazah Kubro Pagar Nusa juga selalu dihadiri oleh kiai-kiai sepuh yang memiliki banyak amalan yang kemudian akan diijazahkan kepada para santri. Maka dimanapun kader Pagar Nusa berada, saat Ijazah Kubro digelar menjadi hal yang wajib untuk diikuti dan patuh dengan segala intruksi dari para Kiai. ALS (*)