Pencipta Mars Satu Abad NU, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus tak mempermasalahkan apabila lagu itu diaransemen dangdut. Bahkan Gus Mus mengungkapkan ada juga yang mengaransemennya menjadi musik metal.
“Ternyata kreasi dari kawan-kawan itu yang memberikan musiknya luar biasa. Ada yang kemarin itu saya mendapat ada yang metal. Nggak tahu seleranya para kiai itu sama dengan saya apa nggak? Itu yang masih menjadi pertanyaan,” ujar Gus Mus saat ditemui detikJateng di kediamannya di Kelurahan Leteh, Rembang, Sabtu (28/1/2023).
Saat disinggung ada yang mengaransemen Mars Satu Abad NU menjadi musik dangdut, Gus Mus mengatakan hal itu tidak masalah.
“Kalau saya sih nggak apa-apa. Makannya tadi saya kasih keterangan, entah kalau kiai-kiai yang lain,” ujar Gus Mus.
“Kalau saya itu mazhabnya Imam Ghazali. Mendengarkan itu sama dengan mencium, kalau mencium bau wangi itu boleh, mendengarkan yang merdu-merdu itu boleh. Kalau kita menghindari bau busuk, kita juga menghindari suara-suara busuk,” sambung Gus Mus.
Gus Mus juga bercerita saat dirinya mencipta syair untuk Mars Satu Abad NU. Kata Gus Mus, tidak ada kesulitan dalam prosesnya.
“Saya ketika diminta PBNU untuk bikin itu, ya langsung saya bikin dan langsung saya kirim. Nggak sampai satu jam. Sampai yang minta sendiri kaget. Emangnya sudah siap dibuat duluan,” tutur Gus Mus.
Karena menurut Gus Mus, sebelumnya dirinya sudah mengetahui tujuan pembuatan lagunya. “Karena memang sudah tahu tujuannya untuk peringatan 1 abad NU,” pungkas Gus Mus.