PAGARNUSA.OR.ID – Dalam tradisi budaya Jawa, terdapat kearifan kuno yang menggambarkan perjalanan spiritual manusia dari awal hingga akhir kehidupan. Salah satu ajaran yang penuh makna adalah Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer.
Ajaran ini menguraikan esensi spiritual dari proses kelahiran manusia serta penyertaan tak terlihat yang mengiringi perjalanan kehidupan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang kebijaksanaan luhur ini dan bagaimana relevansinya dalam kehidupan masa kini.
Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer
Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer berasal dari budaya Jawa kuno dan menceritakan tentang kelahiran seseorang yang diiringi oleh empat elemen esensial. Keempat elemen ini dianggap sebagai saudara-saudara tak terlihat yang menyertainya dari awal hingga akhir kehidupan. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai masing-masing elemen ini:
1. Watman (Rasa Cemas Ibu)
Watman merujuk pada rasa cemas atau kekhawatiran seorang ibu saat hendak melahirkan anaknya. Dalam proses kelahiran, ibu harus melewati tantangan besar antara hidup dan mati.
Sebagai saudara tertua, watman mencerminkan keutamaan dalam menghormati dan menghargai orang tua, terutama ibu. Kasih sayang, perhatian, dan doa ibu menjadi kekuatan spiritual yang mengiringi perjalanan hidup sang anak.
2. Wahman (Air Ketuban)
Wahman adalah kawah atau air ketuban yang melindungi janin dalam kandungan dari goncangan. Meskipun saat kelahiran air ketuban pecah dan menyatu dengan alam, secara metafisik, ia tetap hadir sebagai saudara penjaga dan pelindung yang tak terlihat.
3. Rahman (Darah Persalinan)
Rahman merupakan darah persalinan yang melambangkan kehidupan, nyawa, dan semangat. Meskipun darah ini pada akhirnya musnah dan menyatu dengan alam sebagaimana wahman, secara metafisik, ia tetap hadir sebagai saudara yang memberi semangat dalam perjalanan hidup seseorang.
4. Ariman (Ari-Ari atau Plasenta)
Ariman adalah ari-ari atau plasenta yang berfungsi sebagai saluran makanan bagi janin dalam kandungan. Elemen ini dianggap sebagai saudara tak terlihat yang membantu seseorang dalam mencari nafkah dan merawat kehidupannya.
Kalimo Pancer sebagai Pengendali Kesadaran
Sementara itu, elemen kalima sebagai pancer (pusat) adalah jabang bayi itu sendiri. Dalam budaya Jawa, saat bayi tersebut tumbuh dan berkembang, ia tidak sendirian.
Keempat saudaranya, mulai wahman, watman, rahman, dan ariman menjadi saudara yang menemani sepanjang perjalanan hidup seseorang secara metafisik.
Pancer juga dapat bermakna ruh yang berada pada diri manusia. Sehingga melalui ruh ini, manusia dapat mengendalikan kesadaran untuk selalu “eling lan waspodo” pada sang Pencipta. Dalam hal ini sedulur papat merupakan saudara yang berpotensi aktif, dan pancer yang mengendalikan kesadarannya.
Dalam perspektif spiritualitas dan moralitas, seseorang yang mampu menyadari adanya sedulur papat kelimo pancer akan memiliki etika yang tinggi. Di mana etika ini mencakup seluruh bidang kehidupan baik dalam keluarga, bersosial, pendidikan, kerohanian, maupun hal-hal lainnya.
Melansir dari laman pasca.umpo.id, falsafah sedulur papat kelimo pancer melambangkan makna yang lebih hakiki. Hal tersebut sebagaimana falsafah Jawa yang sarat dengan simbol-simbol, sehingga banyak menimbulkan penafsiran tanpa mengurangi substansinya.
Sedulur papat juga melambangkan unsur dasar pada diri manusia, yaitu cipta, rasa, karsa, dan karya. Cipta adalah pikiran sebagai sumber dari segala ide, imajinasi, dan logika menjadi hal penting bagi manusia dalam mengambil Keputusan.
Baca Juga: Di Atas Lawan Di bawah Kawan: Sebuah Konsep Persaudaraan para Pendekar
Sementara itu, rasa merupakan bentuk emosi yang muncul sebagai reaksi dari pengalaman hidup manusia. Karsa adalah niat atay kehendak untuk melaksanakan suatu tindakan. Karsa dapat berasal dari luar ataupun dalam diri manusia.
Sedangkan karya merupakan perwujudan dari tindakan psikomotorik manusia yang menghasilkan bentuk konkret dan dapat dirasakan oleh lingkungan sekitar.
Empat unsur ini merupakan kunci esensial yang ada dalam diri manusia. Di mana akan menghasilkan suatu hal yang luar biasa jika ada kesadaran untuk mengendalikannya. Oleh karena itu, ketika manusia dapat membuka katup kesadaran terhadap keempat unsur ini maka dapat mengantarkan manusia menjadi insan seutuhnya.
Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer mengandung kearifan kuno yang memiliki relevansi yang mendalam dalam kehidupan manusia. Dengan memahami makna spiritual di balik setiap elemen, kita dapat menghargai dan mengaplikasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berharga dan menginspirasi sahabat Pagar Nusa untuk menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan penuh makna. (*)