PAGARNUSA.OR.ID – Selama 38 tahun berdiri sebagai wadah pencak silat Nahdlatul Ulama, Pagar Nusa konsisten menunjukkan dedikasinya dalam menjaga keutuhan bangsa.
Jejak sejarah pendirian Pagar Nusa memang bertujuan untuk menyatukan berbagai perguruan pencak silat Nahdlatul Ulama yang berdiri sendiri. Di mana antar perguruan bersifat tertutup dan saling mengklaim keunggulan pencak silatnya.
Pagar Nusa hadir sebagai wadah yang berusaha merangkul beragam aliran pencak silat Nahdlatul Ulama untuk menjaga persatuan dan menghindarkan dari adanya perpecahan.
Organisasi yang berdiri pada 3 Januari 1986 ini menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan bangsa. Sebagai bagian dari banom NU, Pagar Nusa turut mendukung nilai-nilai Pancasila dan menolak paham-paham radikal dan ekstrim.
Panca Prasetya Pagar Nusa
Untuk mendedikasikan diri terhadap agama, nusa, dan bangsa, Pagar Nusa memiliki landasan nilai yang menjadi pedoman tersendiri. Landasan ini dikenal dengan istilah Panca Prasetya Pagar Nusa yang terdiri dari lima butir nilai.
Panca berarti lima, sedangkan prasetya berarti simbol prasasti dasar baik teks maupun lisan yang mewakili karakter pagar Nusa.
Adapun inti dari panca Prasetya Pagar Nusa adalah berbakti kepada Allah SWT, kepada Nusa serta bangsa Indonesia. Selain itu pesilat Pagar Nusa juga berkomitmen menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, membela kebenaran dan mencegah kemungkaran serta mempertahankan paham ahlus sunah wal jamaah.
Media Pembentukan Karakter
Karakter menjadi modal utama masyarakat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini senada dengan tujuan dari pendidikan karakter sendiri yang berupaya membangun ketangguhan bangsa dengan masyarakat yang bermoral, berakhlak mulia, toleran, dan mengedepankan gotong-royong.
Selain mengajarkan seni pencak silat, Pagar Nusa juga turut serta menanamkan karakter mulia kepada para kadernya. Hal tersebut terlihat dari pembiasaan kedisiplinan, tanggung jawab, loyal, kepemimpinan, kejujuran, dan masih banyak lagi.
Melalui pembentukan karakter ini, Pagar Nusa menjadi lembaga yang membantu negara dalam mewujudkan tujuan pendidikan karakter untuk membangun peradaban bangsa.
Tentu dengan karakter yang baik, maka perpecahan dan konflik dapat dihindarkan sehingga terbentuklah lingkungan yang aman, damai, dan saling mengayomi.
Rapatkan Barisan
Dalam pergumulan zaman yang semakin kompleks ini, para pesilat hendaknya segera merapatkan barisan. Apalagi di tahun politik yang penuh intrik. Di mana perang siber antar buzzer tidak dapat dihindari lagi.
Maraknya hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah di era yang serba digital jika tidak disikapi dengan baik maka hanya akan menggiring pada konflik dan kericuhan. Belum lagi jika identitas perguruan menjadi kendaraan untuk saling serang, saling menghina, dan lain sebagainya. Tentu hal ini bertolak belakang dengan tujuan dari pembentukan Pagar Nusa itu sendiri.
Perdamaian dan keharmonisan merupakan tanggung jawab seluruh warga Indonesia. Tanpa pandang bulu, suku, agama, identitas perguruan, dan berbagai perbedaan lainnya.
Oleh karena itu, pesilat Pagar Nusa hendaknya menjadi contoh nyata dalam merealisasikan hal tersebut. Menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa. Bukan malah terlibat dalam konflik antarperguruan yang justru merugikan kita bersama. (*)