PAGARNUSA.OR.ID – Bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari lapar dan haus. Bulan ini menjadi momen istimewa untuk merefleksikan diri dan memperbaiki diri di berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek penting yang perlu kita perhatikan adalah soal kepedulian akan kesenjangan ekonomi.
Keberadaan kesenjangan ekonomi di tengah umat Islam menandakan bahwa hak-hak fakir miskin belum terpenuhi secara maksimal. Rasulullah SAW telah mengajarkan kita untuk saling membantu dan memperhatikan kehidupan sesama Muslim.
Ketika awal pembangunan kota Madinah, Rasulullah SAW membangun fondasi persaudaraan yang kuat antara Muhajirin dan Anshar.
Beliau juga menunjukkan teladan dengan memberikan perhatian penuh kepada para sahabat yang tinggal di sekitar Masjid Nabawi, atau yang dikenal sebagai ahlus suffah, dengan menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya.
Meningkatkan Kedermawanan
Ramadhan menjadi bulan yang tepat untuk meningkatkan sifat dermawan. Bertemu dengan orang-orang saleh dan berbagi kebaikan dengan mereka dapat menginspirasi kita untuk berbuat lebih baik.
Kedermawanan di bulan Ramadhan dapat kita wujudkan dengan berbagai cara. Misalnya memperbanyak sedekah dan memperhatikan orang-orang lemah. Hal ini akan memperkuat persaudaraan di antara umat Islam.
Baca Juga:
Kisah Abdullah bin Umar yang selalu berbuka puasa bersama anak yatim dan orang miskin menunjukkan teladan kedekatan dengan kaum dhuafa. Keteladanan ini menginspirasi Umar bin Abdul Aziz, yang kemudian menerapkan kebijakan pemberian zakat kepada gharim (orang yang terbebani hutang) saat menjadi khalifah.
Di era sekarang, aksi takjil gratis yang sering kita jumpai di sepanjang sudut jalan, atau masjid menjadi inspirasi bagi umat Islam lainnya. Dalam sebuah hadits, orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan.
Rasulullah Saw bersabda
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
Artinya, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).
Dalam hadits di atas, bahwa orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, yakni kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Waktu buka merupakan sebuah kebahagiaan bagi orang yang berpuasa. Membahagiakan orang yang sedang berbuka tentu menjadi sebuah amalan yang sangat mulia.
Sifat kedermawanan adalah warisan mulia Rasulullah SAW yang mengantarkan kaum Muslim untuk saling menebarkan kasih sayang. Bulan Ramadhan menjadi momen tepat untuk memulai dan memperkuat sifat ini.
Mari kita manfaatkan momentum Ramadhan ini untuk membangun sifat kedermawanan secara kolektif sebagai bukti iman kita kepada Allah dan bentuk kasih sayang terhadap saudara seiman. Semoga Allah menempatkan kita menjadi bagian daripada golongan yang muttaqin. (*)