Biografi Singkat KH Suharbillah, Sang Inisiator Berdirinya Pagar Nusa
PAGARNUSA.OR.ID – KH. Suharbillah merupakan salah satu inisiator berdirinya Pagar Nusa. Ia lahir di Desa Prambon, Tugu, Trenggalek, Jawa Timur pada tahun 1948. KH Suharbillah pernah menjabat Ketua Umum Pagar Nusa periode kedua setelah kepemimpinan Gus Maksum Jauhari.
KH. Suharbillah adalah sosok yang sangat cinta dengan ilmu, tercatat selepas mengenyam Pendidikan Guru Agama di kampung halamannya, ia nyantri di Pesantren Kedunglo, Kediri, selama setahun. Kemudian ke Surabaya melanjutkan pendidikan di Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri.
Usai sekolah di Surabaya, Suhar kembali ke Kedunglo. Baru satu tahun mondok, ayahnya wafat. Ia pun kemudian pindah ke Surabaya mengikuti abangnya yang menjadi anggota KKO-AL (kini Marinir AL).
Selepas Pendidikan Guru Agama di kampung halamannya, beliau nyantri di Pesantren Kedunglo, Kediri, selama setahun. Kemudian ke Surabaya melanjutkan pendidikan di Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri. Usai sekolah di Surabaya, KH. Suharbillah kembali ke Kedunglo. Baru satu tahun mondok, ayahnya wafat. Beliau pun kemudian pindah ke Surabaya.
Di Surabaya, meski kuliah di IAIN, beliau ingin tetap tinggal dan mengaji di pesantren. Maka beliau pun memilih Pesantren Sidoresmo lebih dikenal dengan sebutan Pesantren Dresmo untuk nyantri. “Alhamdulillah, kok kerasan sampai sekarang. Bahkan saya masih punya kamar di asrama putra, yang saya tempati sejak pertama kali nyantri,” kenang KH. Suharbillah.
KH Suharbillah tercatat sebagai salah seorang pendiri Pagar Nusa, bahkan ia adalah sang inisiator. Tahun 1985, beliau menemui KH Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan keinginan para pendekar untuk membentuk organisasi. Keduanya lalu bertemu dengan KH. Agus Maksum Jauhari dari Pesantren Lirboyo Kediri yang memang sudah masyhur di bidang beladiri.
Persaudaraan antar Pagar Nusa Artinya persaudaraan tanpa membedakan aliran dan perguruan silat, di Pagar Nusa dikenal dengan istilah Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda tapi tetap satu juga berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa.
Sejarah berdirinya Pagar Nusa, pada tanggal 27 September 1985 M bertepatan tanggal 12 Muharrom 1406 H berkumpulah para kiai dan pendekar di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang khusus mengurus pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari pulau Kalimantan pun datang.
Musyawarah berikutnya diadakan pada tanggal 3 Januari 1986, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, tempat berdiam Gus Maksum. Musyawarah ini menyepakati susunan Pengurus Harian Jawa Timur yang merupakan embrio Pengurus Pusat. Gus Maksum dipilih sebagai ketua umumnya. Nama organisasi yang disepakati dalam musyawarah tersebut adalah lkatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama yang disingkat IPS-NU yang kemudian sekarang menjadi PSNU.
Ketua PWNU Jawa Timur KH. Anas Thohir kemudian mengusulkan nama Pagar Nusa. Nama “Pagar Nusa” berasal dan KH. Mujib Ridlwan dari Surabaya, putra dari KH. Ridlwan Abdullah, pencipta lambang NU, “Pagar Nusa” yang merupakan kepanjangan dari Pagarnya NU dan Bangsa.
KH. Suharbillah mengusulkan lambang untuk Pagar Nusa, yaitu segi lima yang berwarna dasar hijau dengan bola dunia di dalamnya. Di depannya terdapat pita bertuliskan “Laa ghaliba illa billah” yang artinya ”tiada yang menang kecuali mendapat pertolongan dari Allah”.
Lambang ini dilengkapi dengan bintang sembilan dan trisula sebagai simbol pencak silat. Sedangkan kalimat ”Laa ghaliba illa billah” merupakan usul dari KH. Sansuri Badawi untuk mengganti kalimat sebelumnya, yaitu ”Laa ghaliba ilallah”.
Untuk membentuk susunan pengurus tingkat nasional, PBNU di Jakarta membuat surat pengantar kesediaan ditunjuk menjadi pengurus.Pengukuhan dilakukan oleh Rais Aam KH. Achmad Siddiq dan Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid.
Beliau dikenal sebagai kiai dan pendekar pencak silat. Supaya lebih kuat, ilmu bela diri itu harus dilengkapi dengan ilmu batin, berupa tirakat, doa, dan berbagai wirid. Keilmuan KH. Suharbillah didapatkannya dari para gurunya diantaranya yaitu KH. Mas Muhajir dan KH. Maksum Djauhari (Gus Maksum).
KH. Suharbillah wafat pada 25 Agustus 2014 tepatnya pada pukul 20.00 di Sedayu, Gresik, Jawa timur. Jenazahnya kemudian dimakamkan di TPU Sedayu Gresik. Jasa yang diberikan oleh KH. Suharbillah sangat besar terhadap Pagar Nusa. Semoga KH Suharbillah mendapat tempat terbaik disisi Allah. Demikian Biografi Singkat KH Suharbillah, Sang Inisiator Berdirinya Pagar Nusa. Semoga bermanfaat. (*)