Biografi Singkat KH Dimyati Rois, Salah Satu Kiai Khos Mujiz Ijazah Kubro Pagar Nusa. Salah satu Kiai Khos pemberi ijazah dalam agenda Ijazah Kubro yang digelar oleh Pimpinan Pusat Pagar Nusa ialah Almarhum Almaghfurlah KH. Dimyathi Rois. Pada Ijazah Kubro yang pertama tahun 2018, KH. Dimyati Rois turut serta memberikan berbagai amalan untuk diijazahkan kepada para peserta Ijazah Kubro.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang KH. Dimyati Rois, salah satu sosok Kiai Khos pemberi ijazah dalam agenda Ijazah Kubro Pagar Nusa, berikut ini Biografi Singkat KH Dimyati Rois, Salah Satu Kiai Khos Mujiz Ijazah Kubro Pagar Nusa, sebagaimana dikutip dari Laduni.id.
KH. Dimyati Rois atau yang lebih dikenal dengan panggilan Abah Dim lahir pada 5 juni 1945 di Tegal Glagah Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah. Beliau merupakan putra kelima dari sepuluh bersaudara yaitu dari pasangan KH. Rois dan Nyai Djusminah. Saudara-saudara beliau diantaranya Ny. Khanifah, KH.Tohari Rois, KH. Masduki Rois, H. Murai Rois, KH. Saidi Rois, Ny. Khotijah, KH. Syatori Rois, Ny. Mukoyah dan Ny. Daroroh. KH. Dimyati Rois,
Latar belakang KH. Dimyati Rois adalah asli turunan petani dan santri, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu. Kedua orang tuanya selalu mengajarkan dan melatih kepada putra-putrinya untuk senantiasa taat dalam beribadah. Pada 1 Januari 1978, KH. Dimyati Rois menekah dengan Hj. To’ah, putri tunggal dari pasangan KH. Ibadullah dan Hj. Fatimah.
Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai sepuluh putra-putri, yaitu, H. Gus Fadlullah, H. Gus Alamudin BA., Hj. Ning Lailatul Arofah, H. Gus Qomaruzzaman, Hj. Ning Lama’atus Sobah, H.Gus Hilmi, H.Gus Thoha Mubarok, H.Gus Husni Mubarok, H.Gus M. Iqbal dan Gus Abu Khafsin Almuktafa.
KH. Dimyati Rois membekali putra-putrinya dengan nilai-nilai agama Islam, mengajari putra-putrinya untuk menuntut ilmu dan terus belajar, karena menurut beliau bahwa seseorang tidak akan menjadi pandai tanpa adanya suatu proses pembelajaran.
KH. Dimyati Rois sejak kecil memang sudah terlihat berbeda jika dibandingkan dengan para saudaranya yang lain, beliau begitu pendiam, tetapi rajin, disiplin dan ulet. Dengan sikap rajinnya tersebut, beliau memulai pendidikannya dengan belajar di di SR (Sekolah Rakyat). Di sekolah formal tersebut KH. Dimyati Rois menyelesaikannya dan mendapatkan sertifikat sebagai tanda kelulusan.
Setelah selesai pendidikan formal, kemudian pada sekitar tahun 1956 beliau melanjutkan pendidikannya dengan belajar di Pondok Pesantren APIK , Kauman, Kaliwungu, Kendal yang diasuh oleh KH. Ahmad Ru’yat. Beliau mondok di Pondok Pesantren APIK selama kurang lebih 14-15 tahun.
Setelah selesai di Pondok Pesantren APIK, kemudian beliau melanjutkan pendidikannya dengan berguru kepada KH. Mahrus Aly di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, akan tetapi itu hanya sebentar dan setelah itu kemudian beliau melanjutkan berguru pada Mbah Imam, pengasuh Pondok Pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah, di sana beliau hanya belajar kurang lebih sekitar 5 tahun.
Namun, setelah beberapa tahun berkelana menuntut ilmu di daerah Rembang, Tuban dan Kediri, pada akhirnya beliau kembali lagi ke Pondok Pesantren APIK, Kauman, Kaliwungu, Kendal. Tak berapa lama kemudian, beliau diangkat menjadi Lurah Pondok oleh Pengasuh Pondok Pesantren APIK, yaitu KH. Humaidullah Irfan (kakak KH. Ibadullah Irfan).
Ilmu-ilmu yang beliau pelajari selama beliau di pondok antara lain ilmu nahwu, sorof, ushul fiqh, kitabnya Imam Al-Ghazali dan masih banyak lagi kitab-kitab yang lainnya. Kecerdasan KH. Dimyati Rois telah nampak diwaktu masih belajar di pondok yang beliau singgahi, selama beliau di pondok tidak ada waktu yang terlewati dengan sia-sia. Melainkan digunakan untuk belajar, maka tidak aneh jika KH. Dimyati Rois memiliki wawasan yang luas tentang keislaman.
Guru-guru KH. Dimyati Rois saat menuntut ilmu, di antaranya: KH. Ahmad Ru’yat, KH. Mahrus Aly dan Mbah Imam. KH Dimyati Rois wafat di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, Jawa Tengah pada Jumat 10 Juni 2022 Pukul 01.13 WIB. ALS (*)