Biografi Singkat Gus Mus, Inisiator Berdirinya Pagar Nusa
PAGARNUSA.OR.ID – KH. Mustofa Bisri atau masyhur dengan sapaan Gus Mus merupakan salah satu tokoh penting dalam berdirinya organisasi Pagar Nusa. Kala itu saat KH. Suharbillah sedang galau dengan kodisi pencak silat dilingkungan NU dan juga pesantren menemui Gus Mus. Keduanya membahas tentang pembentukan wadah untuk menampung berbagai pencak silat dibawah panji Nahdlatul Ulama. Sampai akhirnya keduanya menemui Gus Maksum Jauhari dan mulailah bibit pendirian Pagar Nusa mulai tumbuh hingga diresmikan oleh PBNU.
Dalam artikel sebelumnya sudah disuguhkan tentang biografi kedua tokoh pendiri Pagar Nusa yakni KH. Abdulloh Maksum Jauhari dan KH. Suharbillah, kali ini admin akan menyuguhkan Biografi Singkat Gus Mus (KH. Mustofa Bisri), sosok penting dibalik berdirinya Pagar Nusa Nahdlatul Ulama.
Nama lengkapnya ialah KH. Ahmad Mustofa Bisri, sapaan masyhurnya Gus Mus merupakan seorang ulama besar dan sepuh yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama saat ini. Beliau merupakan pengasuh Podnok Pesantren Raudlotut Tholibin. Selain mengasuh pesantren Gus Mus juga aktif sebagai seorang budayawan, cendekiawan dan jusa sastrawan yang telah melahirkan banyak karya seni dan sastra, seperti kaligrafi, lukisan dan puisi.
Gus Mus lahir pada 10 Agustus 1944 di Rembang Jawa Tengah. Ayahnya bernama KH. Bisri Mustofa dan Ibunya bernama Nyai Marafah Cholil. Gus Mus lahir dari keluarga pesantren salag, ayahnya merupakan seorang mufassir yang mengarang sebuah kitab tafsir bernama Kitab Tafsir Al Ibriz Li Ma’rifah.
Gus Mus memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat (SR) Rembang, selesai dari SR Gus Mus langsung melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, saat itu dibawah asuhan KH. Marzuki Dahlan dan KH. Mahrus Aly. Gus Mus mondok di Lirboyo kurang lebih satu setengah sampai dua tahun. Selepas dari Lirboyo Gus Mus melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta dibawah asuhan KH. Ali Maksum dan KH. Abdul Qadir, kurang lebih selama empat tahun. Selepas dari Krapyak Gus Mus melanjutkan menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
Diantara guru-guru Gus Mus ialah KH. Bisri Mustofa (ayahnya sendiri), KH. Marzuki Lirboyo, KH. Mahrus Ali Lirboyo, KH. Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, KH. Abdul Qadir Krapyak Yogyakarta. Selain itu guru yang paling berpengaruh sekaligus sahabatnya sendiri ialah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gus Mus banyak belajar bersama Gus Dur saat menimba ilmu di Al Azhar Mesir. Gus Mus pernah menjadi pengurus HIPPI (Himpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia) Divisi Olah Raga. Ia juga pernah mengelola majalah organisasi (HIPPI) berdua saja dengan Gus Dur.
Sepulang dari Cairo Gus Mus berkiprah di PCNU Rembang (awal 1970-an), Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah (1977), Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, hingga Rais Syuriyah PBNU (1994, 1999). Tetapi mulai tahun 2004, Gus Mus menolak duduk dalam jajaran kepengurusan struktural NU. Pada pemilihan Ketua Umum PBNU 2004-2009, Gus Mus menolak dicalonkan sebagai salah seorang kandidat.
Pada periode kepengurusan NU 2010 – 2015, hasil Muktamar NU ke 32 di Makasar Gus Mus diminta untuk menjadi Wakil Rois Aam Syuriyah PBNU mendampingi KH. M.A. Sahal Mahfudz. Pada bulan Januari tahun 2014, KH M.A. Sahal Mahfudh menghadap kehadirat Allah, maka sesuai AD ART NU, Gus Mus mengemban amanat sebagai Pejabat Rois Aam hingga muktamar ke 33 yang berlangsung di Jombang Jawa Timur.
Pada muktamar NU di Jombang, Muktamirim melalui tim Ahlul Halli wa Aqdi, menetapkan Gus Mus memegang amanat jabatan Rois Aam PBNU. Namun Gus Mus tidak menerima Jabatan Rois Aam PBNU tersebut dan akhirnya Mukatamirin menetapkan Dr. KH. Ma’ruf Amin menjadi Rois Aam PBNU periode 2015-2020.
Gus Mus menikah dengan dengan Nyai Hj. Siti Fatma yang merupakan putri dari Kiai Basyuni, tepatnya pada 19 September 1971. Gus Mus dan Nyai Siti Fatma dikaruniai tujuh anak, enam putri dan satu putra. Nama putri dan putra Gus Mus yaitu lenas, Tsuroiya, Kautsar Uzmut, Rudloh Quds, Rabiatul Bisriyah, Nada, Almas dan Muhammad Bisri Mustofa.
Pada tahun 2017 Gus Mus mendapatkan penghargaan “Yap Thiam Hien” yakni sebagai seorang yang memiliki perhatian yang besar terhadap perjuangan dan tegaknya nilai-nilai hak asasi manusia. Gus Mus merupakan ulama pertama yang menerima penghargaan tersebut. Gus Mus banyak memberikan kontribusinya dalam merawat keberagaman di Indonesia di tengah menguatnya paham radikalisme dan sektarianisme meskipun cara yang beliau lakukan dengan tidak melakukan dsemostrasi dan aksi-aksi lainnya.
Sampai saat ini Gus Mus masih terus aktif mengasuh Pondok Pesantren Raudhotut Tholibin Leteh Rembang. Selain itu Gus Mus juga masih aktif berdakwah ke berbagai daerah sembari terus melahirkan karya-karya seperti lukisan, kaligrafi dan berbagai puisi. Gus Mus menjadi salah satu pendiri Pagar Nusa yang terus eksis dan memberikan inspirasi bagi para kader hingga saat ini. Semoga Gus Mus selalu diberikan umur panjang dan kesehatan oleh Allah dan diberikan kekuatan untuk terus memberi arahan kepada kader pendekar Pagar Nusa dimanapun berada. Demikian Biografi Singkat Gus Mus, Inisiator Berdirinya Pagar Nusa. ALS (*)