TRENGGALEK–
Pencak silat dan baca puisi jadi dua hal yang disukainya. Ya, Ayu Lesti Setiyabudi merupakan pesilat cilik dan kader Pagar Nusa yang keren. Ia sudah piawai memainkan kelincahannya dalam pencak silat pada usia di bawah sepuluh tahun.
Dua tahun lalu, pada usia 6 tahun 10 bulan, Ayu Lesti sudah mulai tampil di publik. Ayu Lesti Setiyabudi juga sudah menjadi idola berkat kepiawaiannya membaca puisi. Penampilan menggemaskannya pada Festival Kreativitas Pelajar (FKP) 2021 lalu diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) – Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Jajar, Kecamatan Gandusari, Trenggalek pada, membuat tamu yang hadir terkesima.
baca juga: https://pagarnusa.or.id/raih-medali-emas-atlet-pencak-silat-indonesia-mendunia/
Dalam balutan seragam hitam khas pendekar Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPSNU) Pagar Nusa lengkap dengan sabuk hijaunya, Ayu membacakan puisi berjudul “Bela Negara” dengan baik. Suara lantangnya mampu menggerakkan jiwa-jiwa yang rindu perjuangan kemerdekaan sesungguhnya. Sangat pas dibacakan pada momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia saat itu, Melalui sambungan telepon, Muhirman Tyas Budi, orang tua dari Ayu menerangkan bahwa siswi kelas 1 SDIT Al-Azhaar Sukorejo, Gandusari tersebut sudah berlatih membaca puisi sejak usia lima tahun.
“Ayu sangat gemar membaca, kemudian kami mengarahkan ke baca puisi. Ternyata memang ada bakat disitu,” katanya. Berbagai judul buku anak dibaca oleh Ayu, mulai dari dongeng-dongeng seperti seri fabel inspiratif, sampai kisah perjalanan sunan kalijaga. Selain pandai dalam bidang literasi, sang ayah yang merupakan pelatih Pimpinan Cabang (PC) Pagar Nusa Trenggalek juga sudah mengajarkan ilmu-ilmu dasar pencak silat. “Sedikit-sedikit saya ajari untuk olah fisiknya,” ujar pria yang akrab disapa Budi ini.
Baca: https://www.nu.or.id/fragmen/sejarah-pencak-silat-nahdlatul-ulama-pagar-nusa-B5gRD
Ayu lebih banyak berlatih membaca puisi bersama ibunya, Elis Tri Setiyawati yang juga merupakan seorang guru di SDIT Al-Azhaar. “Manakala ada waktu senggang untuk mengurangi dia bermain handphone, kami ajari untuk membaca puisi maupun menghafal surat-surat pendek,” ungkap perempuan yang juga merupakan Anggota Muslimat NU Ranting Jajar ini.
Di usianya yang masih sangat muda, Ayu sudah banyak mendapatkan prestasi dari berbagai kompetisi besar. Belasan piala dimilikinya mulai dari excellent, QES Malang, MJ festival, asty festival, dan lainnya. Yang terbaru, ia terpilih sebagai juara 2 lomba puisi yang diselenggarakan oleh Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Trenggalek.
Baca juga: https://pagarnusa.or.id/membanggakan-kader-pagar-nusa-jadi-professor-administrasi-publik/
“Sebelum adanya wabah Covid-19 ini, dulu setiap ada event perlombaan selalu ikut, baik itu hafalan surat pendek maupun baca puisi,” lanjutnya. Ayu adalah satu dari sekian banyak generasi yang mendapatkan edukasi baik dalam bidang literasi anak. Budi dan Elis beranggapan bahwa sangat penting mengedukasi anak sejak dini karena itu awal menumbuhkan kepribadian serta mental pada anak.
Sebagai orangtua, keduanya juga sangat berharap Ayu dapat mengembangkan diri sesuai apa yang digemari dan menjadi yang terbaik. (Uliyatun Ni’mah/ NUOnline)