PAGARNUSA.OR.ID – Dalam belantika kehidupan tidak dapat kita pungkiri akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Mungkin saja saat kita telah meraih kesuksesan baik dalam bisnis, pendidikan, maupun dakwah terdapat pihak lain yang tidak menyukai kita.
Pada akhirnya mereka kemudian menggunakan jalan pintas dengan memanfaatkan ilmu sihir untuk mencelakai. Di era modern ini, kemungkinan-kemungkinan seperti itu banyak kita temui dalam kehidupan masyarakat.
Ketika seseorang telah mencapai titik emas perjalanannya, kemudian tiba-tiba ia sakit tanpa sebab. Sakit yang tidak biasa. Dan sulit mencari penawarnya. Ilmu sihir kerap kali menjadi alternatif untuk memenangkan kompetisi yang tidak sehat. Iri, dengki, hasad adalah penyakit hati yang mendorong seseorang melakukan perbuatan ini.
Pengertian Sihir
Secara bahasa, sihir berasal dari bahasa Arab “Sahira-yasharu-sihran” yang artinya pesona atau tipu daya. Mengutip Wikipedia, sihir ialah sebuah sistem konseptual untuk mengendalikan alam, baik berupa objek, orang, maupun fenomena fisik dengan perantara mistik, paranormal, dan ilmu supranatural.
Sihir ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan agama. Sehingga banyak yang mengecam adanya praktik ilmu hitam ini.
Sihir atau yang biasa disebut tenun, guna-guna, atau santet merupakan perbuatan tercela dan termasuk tindak kejahatan secara umum.
Melansir dari republika, sihir dapat dilakukan dengan mantra atau benda tertentu. Bahkan tak jarang yang menggunakan sesaji sebagai syaratnya.
Sihir dalam pandangan Islam
Melihat praktik dan tujuan dari sihir yang membawa mafsadat, Islam menolak keras adanya praktik ini. Sihir merupakan aksi terlarang dan hukumnya haram. Hal tersebut karena di dalam praktik sihir terdapat unsur kemusyrikan dan bertentangan dengan akidah Islam.
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang menukil dari An-Nasa’I dan Abu Hurairah menyebut bahwa para pelaku sihir sama posisinya dengan orang-orang musyrik.
Hujjatul Islam, Imam Ghazali berpendapat bahwa sihir adalah disiplin ilmu yang tercela mengingat dampak kerugian yang timbul darinya.
Amalan Menolak Sihir
Berbicara soal sihir, berikut ini terdapat amalan dari KH Muntaha, Wonosobo untuk menolaknya. Amalan ini disampaikan oleh Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu, KH Sujadi. Pihaknya mengatakan bahwa amalan yang dibaca di malam hari ini memiliki sanad dari KH Muntaha, dari Kiai Dimyati Kaliworo, dan Kiai Dimyati Kalilawang.
Supaya terhindar dari sihir, hendaknya membaca Surah al-Baqarah ayat 255 di luar ruangan. Ayat yang popular dengan sebutan ayat kursi ini dibaca sambil menghadap arah barat, Selatan, timur, utara, dan kembali ke arah barat lagi masing-masing sebanyak tujuh kali.
Setelah itu berlanjut dengan membaca ayat kursi lagi sambil menghadap arah atas dan bawah dengan hitungan yang sama. Ketika sampai pada potongan ayat “wa laa yauudhuhuu khifdhuhuma” diulang sebanyak tujuh kali.
KH Sujahi menuturkan dengan wasilah amalan ini maka akan terhindar dari sihir, ganggungan setan, maupun iblis.
Menurutnya, amalan ini hendaknya dibaca pada malam hari. Karena waktu tersebut merupakan waktu spesial. Di mana Malaikat Safar turun untuk mencari hamba Allah yang sedang berdzikir, berdoa, mohon ampun, dan shalat malam.
Demikian amalan menolak sihir dari KH Muntaha Kalibeber yang disampaikan ulang oleh KH Sujadi, Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu. Semoga bermanfaat, khususnya bagi kader Pagar Nusa. (*)