PAGARNUSA.OR.ID – Bagi sebagian kader Pagar Nusa, puasa mutih tentu bukan menjadi sesuatu yang asing lagi. Biasanya, puasa seperti ini menjadi salah satu syarat sebelum para pesilat Pagar Nusa merutinkan amalan yang mereka dapatkan.
Dalam tradisi masyarakat Jawa, puasa mutih memiliki tujuan yang beragam. Mulai dari untuk mendapatkan jodoh maupun sekadar mengolah hati dan pikiran.
Sebenarnya bagaimana, sih puasa mutih itu?
Pengertian Puasa Mutih
Secara sederhana, puasa mutih dapat kita artikan dengan berpuasa menahan diri untuk makan dan minum dari setiap makanan yang berwarna selain putih.
Orang yang melakukan tirakat ini biasanya hanya makan nasi putih dan air putih saja. Takarannya pun juga tidak asal-asalan, melainkan sesuai dengan arahan pembimbingnya.
Manfaat Puasa Mutih
Seperti yang telah penulis sebutkan di atas, tirakat ini memiliki manfaat yang beragam sesuai dengan tujuan orang yang melakukannya.
Selain untuk mengolah hati dan pikiran, laku tirakat seperti ini ternyata juga memiliki khasiat dalam hal kesehatan.
Lantas, apa saja manfaat dari puasa mutih? Mengutip dari laman bola.com, beberapa manfaat dari puasa ini antara lain:
1. Mereduksi kadar gula dan garam pada tubuh
Orang yang melakukan tirakat ini hanya akan mengonsumsi nasi dan air putih saja. Secara tidak langsung, ia telah mengurangi kadar gula dan garam yang biasa masuk ke tubuh melalui berbagai macam olahan makanan lain.
Secara medis, puasa seperti ini cocok dilakukan bagi penderita dengan kadar gula dan garam yang tinggi.
2. Mengurangi asupan lemak dan meningkatkan energi
Sebagaimana pada pembahasan sebelumnya, puasa ini juga mampu mengurangi asupan lemak dalam tubuh.
Berbagai olahan makanan maupun daging yang tinggi lemak dapat menyebabkan munculnya penyakit yang berbahaya bagi tubuh jika kita konsumsi melebihi takaran.
Oleh karena itu, dengan melakukan tirakat ini, tubuh dapat meminimalisir asupan-asupan lemak yang berlebihan sehingga membuat tubuh menjadi lebih sehat.
3. Detoks racun pada tubuh
Berbagai macam makanan dengan kandungan yang beragam membuat proses detoks pada tubuh cenderung berlangsung lama dan lebih berat.
Akibatnya, jika kandungan nutrisi tersebut melebihi batas wajar maka dapat memicu penyakit yang membahayakan.
Baca Juga:
Puasa mutih menjadi salah satu upaya detoks racun yang efisien. Hal tersebut karena pada laku tirakatan ini, tubuh hanya mengonsumsi makanan dengan jumlah yang sangat terbatas. Dengan demikian proses detoksifikasi racun juga akan berlansung lebih mudah dan lebih maksimal.
Tata Cara Puasa Mutih
Tata cara pelaksanaan puasa ini sebenarnya sama dengan puasa-puasa lainnya. Hanya saja pada puasa ini terdapat beberapa aturan terkait apa saja yang boleh dan yang tidak boleh kita konsumsi selama melakukan amalan ini.
Adapun beberapa tata cara yang perlu Anda perhatikan adalah sebagai berikut:
1. Niat
Niat melakukan puasa mutih menjadi hal yang penting sebagaimana ibadah lainnya. Akan tetapi pada puasa ini tidak menggunakan niat dengan lafadz Arab.
Jika Anda tertarik untuk melakukan amalan ini, Anda dapat melafalkan niat sebagai berikut:
“Niat ingsung puasa mutih supados putih batin kulo, putih awak kulo, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta’ala”
Artinya: Saya berniat puasa mutih supaya putih batin saya, putih, badan saya, putih seperti air suci karena Allah Ta’ala.
Niat ini boleh dilafalkan di waktu malam sebelum menjelang fajar. Namun jika lupa maka boleh membaca niat di waktu pagi hingga sebelum Zuhur.
2. Makan Sahur
Seperti halnya puasa yang lain, tirakat ini juga mensyariatkan orang yang hendak mengamalkannya untuk makan sahur.
Namun, sejak saat ini sudah harus menggunakan nasi putih dan air putih sebagai menu sahurnya.
3. Menyegerakan berbuka
Ketika telah memasuki waktu Maghrib hendaknya untuk menyegerakan berbuka puasa dengan menu yang sama saat sahur.
Terkait takaran nasi dan air putih, biasanya menyesuaikan dengan arahan pembimbingnya.
Setelah berbuka puasa, seperti yang pernah penulis lakukan dahulu, kita juga harus berpuasa kembali hingga makan sahur.
Puasa ini bisa dilakukan selama 3 hari, 7 hari, 21 hari, dan seterusnya secara berturut-turut.
Tentu jika Anda ingin mengamalkannya, maka Anda perlu memiliki pembimbing supaya memiliki kejelasan sanad sebagai ciri khas dari Ahlussunnah wal-jamaah an-nahdliyah. Semoga bermanfaat! (*)