PAGARNUSA.OR.ID – Kiai Muhtadi Temanggung merupakan seorang tokoh spiritual yang dihormati dan diakui kehebatannya oleh masyarakat sekitar. Lahir sekitar tahun 1933 di Grogal, Kutoanyar, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Kiai Muhtadi merupakan putra dari Surodikromo. Kehidupan awalnya diwarnai oleh kegiatan mengaji di desanya sebelum memasuki masa remaja dan menimba ilmu di pesantren.
Perjalanan spiritual Kiai Muhtadi mulai tercatat saat ia menimba ilmu di berbagai pesantren, termasuk di Senori, Pacul Gowang, dan terutama di pesantren Kalipahing Temanggung yang dipimpin oleh Kiai Ilyas. Di pesantren inilah, Kiai Muhtadi tidak hanya mengasah keilmuannya tetapi juga memberikan kontribusi sebagai seorang guru, bahkan setelah ia menikah.
Setelah menikah dengan putri seorang tokoh masyarakat di Bentisan Suko Marto Jumo, Kiai Muhtadi tidak hanya membangun keluarga yang harmonis. Tetapi juga aktif dalam kegiatan keagamaan dan pendidikan di masyarakat.
Pada sekitar tahun 1960-an, bersama masyarakat sekitar, beliau merintis pendidikan Madrasah Diniyah yang kemudian berkembang menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB) dan akhirnya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Sukomarto.
Pemimpin Spiritual
Salah satu kegiatan yang melekat pada figur Kiai Muhtadi adalah pengajian Bukhoren. Pengajian ini menjadi wadah bagi Kiai Muhtadi dan sesama kiai sepuh untuk memperdalam pemahaman agama dan memberikan bimbingan spiritual kepada masyarakat. Terlepas dari kondisi sosial dan ekonomi yang sulit, pengajian Bukhoren diadakan secara rutin setiap Ahad Pahing dengan khataman kitab Sahih Bukhari.
Prestasi spiritual Kiai Muhtadi tidak hanya terbatas pada kegiatan pengajian, tetapi juga pada kemampuannya sebagai pawang hujan. Kejadian pada masa kampanye politik di lapangan kecamatan, di mana Kiai Muhtadi dipanggil untuk memberikan doa hujan dan memastikan kelancaran acara kampanye meski langit gelap mendung, menjadikannya mendapat predikat sebagai pawang hujan yang diakui kemampuannya oleh banyak orang.
Kiai Muhtadi wafat pada tahun 2010 pada usia 77 tahun, meninggalkan warisan spiritual yang berharga bagi masyarakat Temanggung. Meskipun telah tiada, pengaruhnya terus terasa dalam bentuk pengajian dan pendidikan agama yang diwariskannya kepada generasi penerus. Semoga Allah memberikan rahmat dan ampunan kepadanya.
Demikianlah sosok Kiai Muhtadi Temanggung, seorang pemimpin spiritual dan pawang hujan yang menginspirasi serta meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah keagamaan dan sosial masyarakatnya. (*)