Kisah Karomah Nyai Aisyah Ibunda Gus Maksum Jauhari
PAGARNUSA.OR.ID – Sosok KH. Abdulloh Maksum Jauhari atau Gus Maksum terkenal akan kesaktiannya. Bahkan kesaktian Gus Maksum sudah muncul sejak kecil. Gus Maksum adalah putra dari pasangan KH. Abdullah Jauhari dengan Nyai Aisyah. Beliau lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944. Selain itu, Gus Maksum juga merupakan salah seorang cucu pendiri PP Lirboyo KH. Manaf Abdul Karim.
Kesaktian Gus Maksum memang sudah sangat masyhur, namun kali ini ada kisah Ibunda Gus Maksum yang ternyata juga memiliki karomah yang sangat luar biasa. Kisah ini disampaikan oleh salah satu santri ndalem Gus Maksum kala itu.
Para santri Lirboyo awal 90 an, mungkin banyak yang menyaksikan: Saking ta’dhimnya pendiri Pagar Nusa dan Gasmi; al-Marhum al-Maghfurlah Mbah Yai Maksum Jauhari pada Ibundanya, Bu Nyai Aisyah.
Waktu berjalan dengannya, walau melewati banyak santri, beliau Mbah Yai Maksum selalu berjalan pelan dibelakang ibunya dengan menunduk, hormat sekali.
Padahal, semua santri, kok tahu ada al-Mukarram Mbah Yai Maksum, langsung semburat menjauh, karena hormat. Namun, penghormatan luar biasa ribuan santri tidak menyurutkan hormat beliau pada Ibundanya. Ya Allah.
Ini kisah dari almarhum ayah saya:
“Pada waktu luang. Kadang aku membantu bersih-bersih ndalem Mak Sah (Panggilan al-Marhumah Bu Nyai Aisyah/Ibunda al-Mukarram Mbah Yai Maksum Jauhari). Yah, nyapu, cuci piring dan sebagainya,” kata Ayah, lalu Beliau melanjutkan perkataannya, sambil mengingat-ingat kejadian puluhan tahun lalu:
Waktu itu. Ada beberapa orang yang mengirimkan beras satu sak besar. Dan diletakkan di depan ndalem. Karena kebetulan yang berada di ndalem hanya aku. Mak Sah menyuruhku mengangkatkan beras sekwintal tersebut.
Heh heh heh Lha tanpa ada yang mengangkatkan ke atas punggung, kan aku tidak kuat, to?!
Melihatku tidak kuat mengangkat, Mak Sah tertawa kecil, dawuhnya, ingat sekali aku: “Ealah to, Kang, Kang. Cah lanang kok rak kuat ngangkat beras sak sak,”
Lalu beliau mendekatiku dan mengangkat beras itu sendirian, dan cuma di jinjing satu tangan, seperti bawa sayuran!.
Wallahu a’lam, demikian tadi Kisah Karomah Nyai Aisyah Ibunda Gus Maksum Jauhari. Semoga bermanfaat. (*)