PAGARNUSA.OR.ID – Nasihat mulia dari tokoh Nusantara menjadi pegangan penting bagi para pesilat Pagar Nusa. Kalam-kalam hikmah yang mencerahkan dan menentramkan jiwa memang menjadi penawar saat seorang individu lepas kendali atau terlalu jauh dari para Ulama.
Tidak heran jika Gus Nabil Haroen, ketua umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa saat ini sering mewanti-wanti bahwa anggota Pagar Nusa tidak boleh menjaga jarak dengan Ulama. Hal tersebut selain karena berdirinya Pagar Nusa memang berasal dari gagasan para Ulama, juga menjadi kontrol sosial.
Sering kali kita mendapati bentrokan-bentrokan atau konflik antarperguruan silat maupun sesama anggota Pagar Nusa. Oleh karena itu, selalu mendekat kepada para ulama adalah upaya penting menjaga perdamaian.
Nasihat-nasihat mulia yang Beliau sampaikan bukan hanya sekadar gurauan atau motivator untuk giat berlatih. Namun lebih dari itu, sebuah nasihat yang hendaknya menjadi pegangan dan pedoman dalam bertingkah di mana pun kita berada.
Nasihat Mulia dari Tokoh Nusantara
Mengutip dari berbagai sumber, simak 12 nasihat mulia dari para tokoh Nusantara untuk Pesilat Pagar Nusa berikut ini:
- Alhamdulillah Pagar Nusa sudah terbentuk, ini nanti yang bisa dititipi NU saat yang lain tidak bisa. Pagar Nusa itu jangkarnya NU” – (KH Abdurrahman Wahid)
- “Sepeninggalku jangan sampai ada perpecahan di organisasi Pagar Nusa, saling guyub rukun antar sesama anggota, jangan sampai ada panji-panji bendera selain Pagar Nusa” – (KH Abdullah Maksum Jauhari).
- “Ilmu agama dan ilmu bela diri merupakan pasangan bekal yang diajarkan sejak zaman dakwah walisongo. Tugas kita adalah menjaga warisan berharga itu guna membentengi para ulama” – (KH Drs. Suharbillah)
- “Pagar Nusa, Pagar itu artinya untuk menjadi tameng atau menjadi pagar atau menjadi suatu pembelaan kepada nusa. Nusa itu tidak bisa dipisahkan kepada bangsa, satu nusa satu bangsa. Hal ini sesuai apa yang dicita-citakan ulama dahulu” – (KH Maimun Zubair).
- “Setinggi apapun pengetahuanmu, sehebat apapun kekuatanmu, secermat apapun perencanaanmu, jangan lupa berdoa bagi keberhasilanmu” – (KH Mustofa Bisri).
- “Ikut Pagar Nusa itu harus menata niat untuk membela nusa dan bangsa bukan untuk bertengkar” – (KH Iklil Sholih).
- “Para pendekar Pagar Nusa harus patuh pada pimpinan, taat istiqomah berlatih fisik dan spiritual, juga mengabdi sepenuh hati pada kiai untuk pesantren serta bangsa Indonesia” – (KH Said Aqil Siradj).
- “Rapatkan barisan wahai para pejuang negeri dan benteng para ulama. Dengarkan dan patuhi aba-aba. Kalian dilatih untuk menjaga Negara dan mencegah kerusakan. Kalian bukan gerombolan gagah-gagahan” – (KH Yahya Cholil Staquf).
- “Saya titip, jaga bangsa kita, jangan ada antar perguruan silat berantem atau berkelahi. Tapi saya yakin Pagar Nusa tidak ada yang seperti itu, justru menjaga dan mendamaikan” – (Ir. Joko Widodo).
- “Nu dan Pagar Nusa besar bukan karena kita. Sebaliknya, kita semua besar dan berkembang karena berada di NU dan Pagar Nusa. Tetap rendah hati, jangan pernah merasa kitalah yang membesarkan NU, tapi merasalah NU yang membesarkan kita” – (Muchammad Nabil Haroen)
- Selain Walisongo, kita juga memiliki api semangat Pangeran Diponegoro yang kita bisa melihatnya tampak pada sosok KH Wahab Hasbullah. Api jihad resolusi jihad juga menjadi bagian semangat yang mendorong kita untuk menampilkan Islam yang ramah” – (Gus Aizzudin Abdurrahman).
- “Pihak-pihak mana pun yang mengusik akidah Islam Ahlussunnah wal Jamaah, Pagar Nusa siap jadi garda terdepan untuk membela” – (KH Fuad Anwar).
Demikian 12 Nasihat mulia dari tokoh Nusantara untuk Pagar Nusa yang penuh makna dan menentramkan jiwa. Semoga bermanfaat! (*)