Teladani KH Hasyim Asy’ari, Pendekar Pagar Nusa Harus All Out Khidmah untuk Bangsa
PAGARNUSA.OR.ID – Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari adalah sosok Pendiri Nahdlatu Ulama (NU) yang patut diteladani perjuangannya. Bersama para muassis lain bekerjasama mewujudkan satu wadah perjuangan untuk agama dan Bangsa. KH. Hasyim Asy’ari adalah sosok yang sangat penting dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkeadilan.
Jauh sebelum NU berdiri dan Indonesia merdeka KH. Hasyim Asy’ari sudah memberikan teladan yang nyata dalam memberikan perlawanan pada penjajah. Pada akhir abad 19, di sekitar Dusun Tebuireng berdiri pabrik-pabrik milik bangsa Eropa, terutama yang paling dekat dengan Tebuireng adalah pabrik gula.
Keberadaan pabrik-pabrik asing tersebut cenderung membawa dampak negatif bagi warga masyarakat sekitar, hal tersebut terjadi karena masyarakat belum siap menghadapi industrialisasi, sehingga upah yang mereka dapatkan sering kali digunakan untuk hal-hal negatif seperti membeli minuman keras. Kondisi tersebut meluas pada penjualan tanah-tanah milik warga untuk perluasan pabrik. Kehidupan masyarakat di sekitar Tebuireng semakin jauh dari ajaran-ajaran agama.
Kondisi masyarakat yang semakin liar dan jauh dari ajaran agama inilah yang kemudian membuat KH. Hasyim Asy’ari merasa sangat prihatin dan terpanggil. Akhirnya KH. Hasyim Asy’ari membeli sebidang tanah milik seorang dalang di Tebuireng. Pada tanggal 26 Rabiul Awal 1317 H, bertepatan dengan tanggal 3 Agustus 1899 M, KH. Hasyim Asy’ari mendirikan sebuah bedeng atau bangunan kecil dari tratak (anyaman bambu) berukuran 6×8 meter.
Bangunan dengan konstruksi sederhana tersebut kemudian dijadikan tempat tinggal oleh KH. Hasyim Asy’ari dengan Istrinya Nyai Khodijah. Bangunan itulah menjadi awal berdirinya tempat yang menjadi cikal bakal Pondok Pesantren Tebuireng tersebut memiliki santri berjumlah 8 orang, dan dalam perkembangannya selama tiga bulan kemudian santrinya meningkat menjadi 28 orang.
Awal kehadiran KH. Hasyim Asy’ari di Tebuireng tidak langsung diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar. Berbagai fitnah, ancaman dan gangguan secara langsung selalu dilakukan, tidak hanya kepada KH. Hasyim Asy’ari namun juga kepada para santri-santrinya. Gangguan yang dilakukan oleh orang yang tidak suka akan kehadiran KH. Hasyim Asy’ari tersebut semakin merajalela dan membahayakan.
Akhirnya KH. Hasyim Asy’ari meminta santrinya untuk pergi menemui sahabat karib KH. Hasyim Asy’ari di Cirebon, Jawa Barat diantaranya yaitu Kiai Saleh Benda, Kiai Abdullah Panguragan, Kiai Samsuri Wanantara, dan Kiai Abdul Jamil Buntet. Para Kiai yang ditemui santri tersebut kemudian didatangkan ke Tebuireng oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk melatih pencak silat dan ilmu kanuragan para santri kurang lebih selama 8 bulan.
Berbekal ilmu pencak silat dan kanuragan para santri tidak lagi khawatir dengan ancaman dan gangguan yang datang. KH. Hasyim Asy’ari juga sering mengadakan ronda malam seorang diri, tak jarang sekelompok penjahat beradu fisik dengan KH. Hasyim Asy’ari dan dapat ditaklukkan.
Bahkan para penjahat tersebut banyak yang akhirnya menjadi santri KH. Hasyim Asy’ari. Selain menguasai pencak silat KH. Hasyim Asy’ari juga ahli dalam berbagai bidang salah satunya adalah pertahanan, pertanian dan sangat produktif dalam menulis. Dari sinilah sosok KH. Hasyim Asy’ari mulai diakui sebagai sosok tokoh, orang tua, guru dan pemimpin masyarakat.
Pagar Nusa Teladani Ulama, Terdepan Menjaga Keutuhan Bangsa
Para Pendekar Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa sebagai salah satu ujung tombaknya NU harus meneladani KH. Hasyim Asy’ari dan muassis yang lain. KH. Hasyim Asy’ari menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam khidmatnya untuk bangsa. Pagar Nusa sebagai pagar atau pertahanan agama dan bangsa harus melanjutkan perjuangan para ulama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam perjuangannya, KH. Hasyim Asy’ari tidak hanya mengajarkan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga memupuk semangat nasionalisme dan kecintaan pada tanah air.
Salah satu teladan dari KH Hasyim Asy’ari adalah semangatnya dalam memperjuangkan pendidikan. Beliau menyadari betapa pentingnya pendidikan dalam mendorong kemajuan bangsa. Oleh karena itu, beliau mendirikan pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, yang hingga kini menjadi salah satu pesantren terkemuka di Indonesia. Pesantren ini tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga memberikan pendidikan umum yang komprehensif kepada para santrinya. Hal ini bertujuan untuk mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi dalam membangun bangsa.
Selain pendidikan, KH Hasyim Asy’ari juga menjadi teladan dalam hal perdamaian dan kerukunan antar umat beragama. Beliau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan menghormati perbedaan agama. Ini terlihat dari sikap beliau dalam memimpin NU, yang selalu membuka pintu bagi kerjasama dengan umat agama lain dalam rangka memperjuangkan keadilan dan kemakmuran bersama.
Di tengah perjuangan beliau untuk bangsa dan agama, KH. Hasyim Asy’ari tidak pernah berhenti berkhidmat. Beliau mengajarkan pentingnya berjuang dengan sepenuh hati dan mempersembahkan segala yang kita miliki untuk kepentingan yang lebih besar. Kehidupan beliau penuh dengan pengabdian tanpa pamrih demi mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan dan kesulitan, KH. Hasyim Asy’ari menunjukkan ketabahan dan keuletan yang luar biasa. Beliau tidak pernah menyerah dalam menghadapi cobaan dan rintangan yang dihadapinya. Semangat juang beliau menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tetap berjuang dan berusaha meraih cita-cita kita, meskipun jalan yang harus kita tempuh tidak selalu mudah.
Pendekar Pagar Nusa, dalam arti yang lebih luas, adalah mereka yang siap mengabdikan diri dengan sepenuh hati untuk kepentingan bangsa dan negara. Teladan KH. Hasyim Asy’ari mengajarkan kepada kita betapa pentingnya menjadi pribadi yang berkontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa. Kita perlu menghidupkan semangat beliau dalam berkhidmat tanpa pamrih, mengajarkan nilai-nilai kebaikan, dan berjuang untuk keadilan sosial.
Pendidikan, kerukunan antar umat beragama, dan semangat berkhidmat adalah tiga pilar penting yang dapat kita pelajari dari KH. Hasyim Asy’ari. Dalam mengembangkan pesantren atau lembaga pendidikan lainnya, kita perlu mengikuti jejak beliau dengan menyediakan pendidikan yang holistik, yang mencakup aspek keagamaan dan pendidikan umum yang berkualitas.
Kita juga perlu mengadopsi sikap toleransi dan saling menghormati sesama. Dalam menghadapi perbedaan dan konflik, kita harus senantiasa mencari jalan damai dan berusaha membangun persaudaraan yang kuat di antara kita semua. Pendekar Pagar Nusa harus siap berkhidmat secara totalitas untuk bangsa dan negara. Seperti KH. Hasyim Asy’ari, kita harus siap mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya kita untuk kepentingan yang lebih besar. Kita harus berjuang dengan sepenuh hati untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadilan.
KH. Hasyim Asy’ari adalah sosok yang memberikan teladan nyata dalam menjalankan khidmatnya untuk bangsa. Semangat dan nilai-nilai yang beliau anut menjadi inspirasi bagi kita semua. Mari kita mengambil hikmah dari perjuangan dan pengabdian beliau, dan mengaplikasikan nilainilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi pendekar Pagar Nusa yang siap all out dalam khidmat untuk bangsa dan negara. Demikian Teladani KH Hasyim Asy’ari, Pendekar Pagar Nusa Harus All Out Khidmah untuk Bangsa. Artificial Intelligence/ALS (*)