إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al Azhab ayat 56)
Surat Al Ahzab ayat 56 tersebut merupakan perintah bagi kaum muslim untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan cara memberi penghormatan dan juga sanjungan. Dalam ranah spiritualitas Islam, Sholawat memiliki signifikansi mendalam sebagai sarana mencari berkah dan mengundang rahmat Allah.
Sholawat bagi kaum muslim merupakan salah satu benteng spiritual yang menjadi salah satu pengingat dan obat rindu kepada Nabi Muhammad SAW. Pagar Nusa sebagai salah satu badan otonom organisasi Nahdlatul Ulama sering menjadikan sholawat sebagai benteng dalam melakukan setiap amalan dan kegiatannya.
Sholawat menjadi sebuah praktik yang berakar dalam tradisi Islam, adalah bentuk doa dan permohonan kepada Nabi Muhammad (saw) sebagai ungkapan cinta, penghormatan, dan keinginan akan syafaat. Tindakan spiritual ini diyakini membawa berkah, ketenangan, dan kedekatan dengan yang Ilahi. Resitasi ritmis Sholawat telah menjadi pijakan ibadah, menyatukan komunitas Muslim di seluruh dunia dalam ungkapan iman yang kolektif.
Pagar Nusa, diterjemahkan sebagai “Pagarnya Nusantara,” adalah organisasi pencak silat dibawah naungan NU yang sangat menjunjung khazanah budaya Islam Indonesia. Berfungsi sebagai benteng metaforis, Pagar Nusa didedikasikan untuk melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai tradisional, seni bela diri, dan ajaran spiritual. Ini berdiri sebagai benteng melawan erosi identitas budaya, membina rasa komunitas dan pengabdian di antara para anggotanya.
Dalam Pagar Nusa sholawat menjadi benteng yang sangat kokoh dan mendalam. Sholawat akan memperkuat perjalanan spiritual para pendekar Pagar Nusa. Sholawat, sebagai bentuk ibadah, menanamkan rasa rendah hati dan penyerahan terhadap kehendak Ilahi. Ketika dikombinasikan dengan ajaran Pagar Nusa, individu menemukan pendekatan holistik terhadap spiritualitas, menggabungkan aspek-aspek metafisika doa dengan disiplin fisik dan mental seni bela diri.
Pagar Nusa terkenal karena penekanannya pada seni bela diri sebagai bentuk kedisiplinan diri dan pertahanan diri. Keterhubungan antara latihan fisik dan kenaikan spiritual sangat terlihat dalam ajaran Pagar Nusa. Dalam Pagar Nusa, seni bela diri tidak hanya sebagai alat pertahanan, tetapi sebagai perjalanan metaforis menuju penguasaan diri dan penyerahan kepada kehendak Ilahi.
Lebih dari sekadar ranah spiritual, Pagar Nusa memainkan peran penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia. Organisasi ini bertindak sebagai penjaga nilai-nilai tradisional, memastikan bahwa kain budaya Islam Indonesia tetap utuh untuk generasi mendatang. Pelestarian budaya ini melibatkan seni, bahasa, dan adat yang menentukan identitas unik Muslim Indonesia.
Pagar Nusa berfungsi sebagai katalisator pembangunan komunitas. Melalui Sholawat, seni bela diri, dan pelestarian budaya, Pagar Nusa terus memupuk rasa memiliki di antara anggotanya. Selain itu, Pagar Nusa terlibat dalam berbagai program di masyarakat yang memegang prinsip-prinsip keadilan dan kasih sayang.
Sholawat dan benteng spiritual Pagar Nusa mewakili fusi unik spiritualitas, budaya, dan seni bela diri. Hubungan harmonis ini tidak hanya memperkaya kehidupan para pendekar, tetapi juga berfungsi sebagai mercusuar pelestarian budaya dalam lanskap keberagaman Islam Indonesia. Seiring melodi Sholawat bergema di dalam dinding Pagar Nusa, perjalanan spiritual terus berlanjut, membentuk jalan pengabdian, disiplin, dan warisan budaya. ALS (*)