Pagar Nusa Aset Berharga Nahdlatul Ulama, Pelestari Tradisi dan Budaya Indonesia. Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya luhur yang didalamnya mencerminkan identitas bangsa Indonesia. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah bela diri tradisional yang terkenal dengan nama Pencak Silat. Pencak Silat atau yang juga dikenal dengan silat merupakan seni bela diri trradisional asli Indonesia yang memperhatikan seni keindahan gerak dalam setiap jurusnya.
Seni bela diri tradisional ini telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Nusantara. Namun pencak silat juga tersebar di negara-negara lain yang bertetangga dengan Indonesia diantaranya yaitu Malaysia, Brunei, Filipina, Singapura, hingga Thailand bagian selatan. Di Indonesia sendiri Pencak Silat menjadi salah satu olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.
Disetiap daerah memiliki perguruan-perguruan silat yang berbeda-beda dengan ciri khasnya masing-masing. Salah satu organisasi pencak silat terbesar di Indonesia adalah Pagar Nusa. Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa merupakan organisasi yang menanungi pencak silat dibawah bendera Nahdlatul Ulama. Secara keorganisasian Pagar Nusa menjadi salah satu badan otonom (Banom) yang dimiliki NU, salah satu organisasi agama terbesar di Indonesia.
Pagar Nusa secara resmi didirikan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur pada 22 Rabiul Akhir 1406 H atau bertepatan dengan tanggal 3 Januari 1986. Inisiator berdirinya Pagar Nusa ialah para Kiai dan pendekar pencak silat yang mulai resah akan mulai melunturnya budaya bela diri tradisional di pesantren. Adalah KH. Suharbillah, KH. Musthofa Bisri dan KH. Abdullah Maksum Jauhari menjadi tokoh sentral dalam mendirikan pencak silat milik Nahdlatul Ulama itu.
KH. Abdullah Maksum Jauhari (Gus Maksum) ditunjuk sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa. Gus Maksum saat itu merupakan Kiai, pendekar, cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo yang sangat disegani dalam dunia persilatan. Dibawah kepemimpinan Gus Maksum, pagar nusa terus mengalami perkembangan sampai saat ini. Pagar Nusa menjadi salah satu wadah organisasi NU dalam menyalurkan seni bila diri dan juga sebagai wadah kaderisasi.
Semangat Pagar Nusa, Sinergi Membangun Bangsa
Tujuan utama didirikannya Pagar Nusa ialah dalam rangka memberikan pembinaan, pengembangan, pelestarian, dan pendayagunaan profesi seni, budaya, bela diri pencak silat, dan ketabiban dengan segala aspeknya, baik aspek seni, budaya, bela diri pencak silat, dan ketabiban sebagai cabang olahraga maupun seni budaya dan aspek ketabiban (mental spiritual) dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudi luhur dan Pancasilais.
Pagar Nusa memiliki ciri khas tersendiri dalam mengembangkan ajarannya. Karena menjadi bagian penting dalam NU, Pagar Nusa menjadi salah satu ujung tombak NU dalam menyebarkan pahamnya. Hal itu juga menjadi tujuan didirikannya Pagar Nusa, yang mana Pagar Nusa berdiri untuk memastikan berlakunya ajaran Islam menurut paham Ahlusunnah wal Jamaah dengan menganut salah satu Mazhab Empat di tengah-tengah kehidupan masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
Sejak berdiri Pagar Nusa sudah menyatakan komitmen secara penuh untuk terus menjaga Kiai, NU dan bangsa Indonesia dari segala ancaman. Pagar Nusa selalu siap siaga menjadi garda terdepan bangsa Indonesia. Kecintaan terhadap NKRI dikembangkan dalam organisasi Pagar Nusa untuk mencetak kader-kader yang solid dan militan. Belajar Pencak Silat Pagar Nusa tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu tentang bela diri saja, namun juga banyak diberikan asupan-asupan spiritual dan nasionalisme.
Dengan bekal ilmu pencak silat dan juga keilmuan lainnya menjadikan Pagar Nusa sebagai wadah organisasi yang melahirkan para pendekar yang mampu bersinergi dengan berbagai pihak dalam menjaga ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah serta kemanan dan persatuan bangsa Indonesia. Semoga Pagar Nusa selalu dapat memberikan yang terbaik untuk Kiai, NU dan bangsa Indonesia. ALS (*)