Pagar Nusa Official Website
  • Sejarah
  • Visi & Misi
  • Program
Sabtu, 10 Mei 2025
  • Login
  • Register
Advertisement
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
Pagar Nusa Official Website
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Home Featured

Mengenal Paham Al-Asy’ariyah sebagai Fondasi Akidah Aswaja An-Nahdliyah

admin oleh admin
19 Januari 2024
di Featured
A A
Mengenal empat pilar aswaja

Mengenal empat pilar aswaja

Bagikan di WhatsappBagikan di Twitter

PAGARNUSA.OR.ID – Salah satu aliran teologis ahlussunah wal jama’ah (aswaja) yang Nahdlatul Ulama jadikan pedoman adalah Paham al-Asy’ariyah. Aliran ini dicetuskan oleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari yang lahir di Basrah (260 H/873 M) dan wafat di Baghdad (324 H/935 M).

Paham akidah ini muncul sebagai respons dari banyaknyaa aliran teologis setelah wafatnya Sayyidina Ali. Di mana setiap aliran memiliki pandangan yang berbeda dalam memahami permasalahan akidah dalam agama Islam.

Meskipun, perdebatan mengenai akidah Islam sejak zaman Rasulullah Saw sebenarnya sudah banyak bermunculan. Hanya saja, pada saat itu setiap perdebatan langsung mendapat solusi penyelesaian dari Nabi Muhammad saw.

Perdebatan pasca wafatnya sayyidina Ali telah merambah luas ke permasalahan akidah keagamaan. Seperti perbuatan manusia dan Tuhan, permasalahan akal dan wahyu, keadilan Tuhan, soal melihat Tuhan di Akhirat, kemakhlukan Al-Qur’an, dan lain-lain. Perbedaan pendapat  ini banyak memunculkan perdebatan yang tajam dan saling bertentangan.

Sebagai bagian dari banom NU, sahabat Pagar Nusa pun harus mengetahui konsep aswaja an-nahdliyah dalam bidang akidah, khususnya yang paham Al-Asy’ariyah ini.

Konsep Akidah Asy’ariyah

Dalam merespons berbagai huru-hara tersebut, asy’ariyah menawarkan konsep akidah sebagai jalan tengahnya. Di mana pada saat itu kelompok Jabariyah dan Qodariyah yang dikembangkan Mu’tazilah memiliki silang pendapat yang tajam.

Perbuatan Manusia dan Tuhan

Mengenai perbuatan manusia misalnya. Kelompok Jabariyah menganggap bahwa manusia sepenuhnya tidak mampu berbuat apa-apa. Allah Swt memiliki peranan yang dominan terhadap setiap perbuatan manusia.

Berbeda dengan Qodariyah yang menganggap bahwa manusia memiliki peranan terhadap perbuatannya. Setiap tindakan berasal dari kehendak manusia itu sendiri, terlepas dari campur tangan Allah.

Konsep tawasuth yang Al-Asy’ariyah tawarkan menjadi penengah di antara dua pedebatan tersebut. Dalam hal ini Al-‘Asy’ari meyakini adanya kasb (upaya). Di mana perbuatan manusia memang Allah yang menciptakan, tetapi manusia juga memiliki peran untuk mengupayakannya.

Pemahaman tentang kasb ini mengombinasikan bahwa adanya kebersamaan antara perbuatan manusia dan kekuasaan Tuhan. Sehingga manusia memiliki tanggungjawab terhadap perbuatan yang telah ia lakukan. Dengan demikian, manusia memiliki kekuasaan dalam menentukan tindakannya tanpa mengabaikan campur tangan Tuhan.

Keadilan Tuhan

Dalam pemahaman kelompok Mu’tazilah keadian Tuhan mutlak diberikan kepada makhluk-Nya. Di mana manusia yang berbuat baik wajib masuk ke surga. Sedangkan manusia yang berbuat buruk wajib Tuhan masukkan ke neraka.

Al-‘Asyariyah menolak gagasan dari kelompok yang lebih mengedepankan akal ini. Menurutnya, adanya kewajiban seperti itu berarti membatasi kekuasaan Allah. Hal tersebut tentu bertolak belakang dengan sifat iradah Allah, di mana Allah memiliki kehendak yang tidak terbatas.

Kendatipun Al-Qur’an telah menyebutkan balasan terhadap perbuatan baik dan buruknya manusia, namun Keputusan akhir tetap berada pada kekuasaan Allah. Begitulah sikap tasamuh yang Al-Asy’ariyah tunjukkan.

Posisi Akal dan Wahyu

Berbeda dengan Mu’tazilah yang lebih mengedepankan akal. Al-Asy’ari cenderung menempatkan wahyu di atas akal. Walaupun demikian, akal juga masih memiliki peranan penting dalam memahami wahyu. Jika akal tidak mampu, maka ia harus mengikuti wahyu. Karena tidak semua wahyu dalam Al-Qur’an dapat dipahami dengan akal manusia.

Al-Asy’ariyah tetap menghargai kinerja akal sebagai bentuk rasionalitas. Akal berfungsi untuk menerjemahkan dan menafsirkan wahyu untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan. Akan tetapi supaya rasionalitas manusia tidak menghasilkan penafsiran yang menyimpang, maka manusia pun harus mengembalikan kinerja akan di bawah kendali wahyu.

Demikian beberapa inti dari paham al-Asy’ariyah mengutip dari buku “Aswaja An-Nahdliyah” yang disusun oleh Tim PWNU Jatim (2007). Paham ini menjadi pedoman Nahdlatul Ulama dalam memahami akidah Islam. Semoga bermanfaat! (*)

Tags: Al-Asy'ariyahaliran teologisaswajaNahdlatul Ulama
admin

admin

Terkait Posts

Lima Tanaman Herbal untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh, Cocok untuk Atlet Pencak Silat Pagar Nusa

25 April 2024
Doa Meminta Petunjuk dan Istiqamah dalam Kebenaran

Doa Meminta Petunjuk dan Istiqamah dalam Kebenaran

24 April 2024
Empat Amalan Penuh Pahala di Bulan Syawal, Masih Ada Waktu, Yuk Lakukan!

Empat Amalan Penuh Pahala di Bulan Syawal, Masih Ada Waktu, Yuk Lakukan!

23 April 2024
Makna Halal Bi Halal Menurut Gus Mus

Makna Halal Bi Halal Menurut Gus Mus

13 April 2024
Filosofi Ketupat dan Lahirnya Istilah Mohon Maaf Lahir dan Batin

Filosofi Ketupat dan Lahirnya Istilah Mohon Maaf Lahir dan Batin

12 April 2024
Sepuluh malam terakhir Ramadhan

Nabi Muhammad SAW Ketika Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

1 April 2024
Next Post
Amalan KH Chalwani

Amalan Menghadapi Musuh dari KH Achmad Chalwani

Mengenal empat pilar aswaja

Paham Al-Maturidiyah sebagai Fondasi Akidah Aswaja Nahdlatul Ulama

Sering Dibaca

Biografi Singkat KH Dimyati Rois, Salah Satu Kiai Khos Mujiz Ijazah Kubro Pagar Nusa

Biografi Singkat KH Dimyati Rois, Salah Satu Kiai Khos Mujiz Ijazah Kubro Pagar Nusa

19 Oktober 2023
Biografi Singkat Gus Maksum Jauhari, Ulama Sakti Pendiri Pagar Nusa

Biografi Singkat Gus Maksum Jauhari, Ulama Sakti Pendiri Pagar Nusa

30 Mei 2023
Arti Lambang Pagar Nusa, Penuh Dengan Filosofi Mulia

Arti Lambang Pagar Nusa, Penuh Dengan Filosofi Mulia

2 Juni 2023
12 Kata Mutiara dan Nasihat dari Gus Maksum Jauhari untuk Pendekar Pagar Nusa

12 Kata Mutiara dan Nasihat dari Gus Maksum Jauhari untuk Pendekar Pagar Nusa

4 Juni 2023
Lagu Pagar Nusa Sekti Tanpo Aji

Lagu Pagar Nusa Sekti Tanpo Aji, Lirik dan Chord 

15 Maret 2024

Terbaru

Sebanyak 168 Pendekar Pagar Nusa Magetan Resmi Dikukuhkan

Sebanyak 168 Pendekar Pagar Nusa Magetan Resmi Dikukuhkan

10 November 2024
PC Pagar Nusa Bojonegoro Borong 10 Medali Pada Ajang Kejurwil VIII Pagar Nusa Jawa Timur

PC Pagar Nusa Bojonegoro Borong 10 Medali Pada Ajang Kejurwil VIII Pagar Nusa Jawa Timur

4 November 2024
PC Pagar Nusa Bojonegoro Gelar Rakercab, Dihadiri Pimpinan Pusat dan Wilayah

PC Pagar Nusa Bojonegoro Gelar Rakercab, Dihadiri Pimpinan Pusat dan Wilayah

4 November 2024
  • Kirim Artikel
  • Redaksi
  • FAQ

© 2023 Pagar Nusa - Pagar NU dan Bangsa ..

Selamat datang kembali!

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Sandi? Daftar

Buat Akun Baru

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Wajib diisi Masuk

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Masuk
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Video
  • Radikalisme

© 2023 Pagar Nusa - Pagar NU dan Bangsa ..