Pagar Nusa Official Website
  • Sejarah
  • Visi & Misi
  • Program
Sabtu, 10 Mei 2025
  • Login
  • Register
Advertisement
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
Pagar Nusa Official Website
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Home Featured

Mengapa Fanatisme Sering Mengalahkan Logika?

admin oleh admin
18 Februari 2024
di Featured
A A
Fanatisme sering kali mengalahkan logika

Fanatisme sering kali mengalahkan logika

Bagikan di WhatsappBagikan di Twitter

PAGARNUSA.OR.ID – Loyalitas terhadap identitas sebuah pencak silat menjadi hal yang penting bagi setiap anggota. Tanpa adanya rasa tersebut, seorang individu tidak mungkin memiliki dedikasi yang tinggi dan sungguh-sungguh untuk berkhidmah di dalamnya.

Akan tetapi sikap loyalitas yang berlebih sehingga memunculkan fanatisme juga menjadi tantangan tersendiri. Bahkan tidak jarang sikap tersebut dapat membawa pada pergolakan dan konflik antar perguruan silat yang dapat menimbulkan banyak kerugian.

Sikap fanatisme kerap membuat seorang individu merasa paling benar atau paling baik sendiri sehingga memandang rendah kelompok lainnya.

Mereka pun absen terhadap kekurangan atau kesalahan pada kelompok mereka. Pun jika mendapat teguran, hal tersebut tidak dapat mengubah keyakinannya.

Fanatisme Menggiring pada Kerusakan

Memang benar, apapun, jika berlebihan akan berdampak negatif. Tidak hanya soal makanan, fanatik terhadap sebuah kelompok jika terlalu obsesif juga tidak baik.

Melansir dari buku “Fanatisme Mahasiswa Islam”, Kadar Risman menjelaskan bahwa fanatisme sendiri berasal dari dua kata; fanatic dan isme.

Fanatik atau bahasa Latinnya, “Fanaticus” berarti sikap gila-gilaan. Sedangkan kata “isme” menunjukkan pengertian paham atau pandangan.

Jika melihat definisi tersebut, fanatisme menunjukkan sebuah sikap atau perilaku antusiasme dan kesetiaan yang berlebihan terhadap suatu objek seperti figur, kelompok, agama, maupun hal lainnya.

Fanatisme sendiri dapat menggiring pada kerugian. Termasuk fanatik pada organisasi pencak silat yang seseorang ikuti. Betapa banyak bentrok dan perkelahian yang terjadi hanya karena permasalahan sepele.

Tidak hanya berdampak pada nama baik organisasi, namun hal tersebut juga mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

Bahaya Fanatisme

Sering kali fanatisme membuat seseorang menjadi berpikiran sempit dan kurang rasional. Hal tersebut membuat kesalahan atau kekurangan pada organisasi yang ia ikuti menjadi tertutupi.

Dalam hal ini logika akal sehat pun sulit untuk mengubah pandangan orang yang fanatik meski ia mendapat teguran dari orang lain.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Seorang Psikolog, Efnie Indrianie menuturkan bahwa fanatisme mirip dengan mekanisme orang jatuh cinta. Menurutnya, orang yang sedang jatuh cinta tidak mempan jika ada yang menasehati. Begitu pula ketika mendapat peristiwa yang menimbulkan patah hati, bekasnya luar biasa.

Ketika manusia sudah menyukai sesuatu dan menyimpannya dalam fungsi emosi yang sangat dalam, lanjutnya, maka amygdala dalam otak akan teraktivasi secara otomatis. Amygdala sendiri merupakan bagian dari otak tengah manusia.

Amygdalam yang sudah teraktivasi, menurutnya, dapat membuat sirkuit logika yang berada di frontal cortex atau otak depan akan berhenti.

Hal tersebut akan membuat orang yang fanatik terhadap sesuatu, termasuk identitas pencak silatnya cenderung lebih emosional dan sensitif ketika organisasi atau kawan seperguruannya mendapat gangguan atau kritikan dari luar. Hal demikian terjadi karena pada saat itu logika seseorang telah berhenti.

Senada dengan Hamdi Muluk, seorang Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia dalam podcastnya di kanal The Conversation.

Baca Juga: Antara Solidaritas dan Fanatisme

Menurutnya, sikap fanatisme dapat menyebabkan bias kognitif. Mereka berpikir bahwa apa yang ia yakini adalah kebenaran tertinggi. Hal ini akan membuat mereka tidak mampu menerima kebenaran yang berasal dari kelompok lain.

Tidak heran jika orang dengan fanatisme tinggi sering melakukan tindakan atau menunjukkan sikap yang kurang rasional, meski telah mendapat nasihat atau ditunjukkan dengan data-data akurat.

Perlu Instopeksi

Pada dasarnya, loyalitas pada suatu organisasi pencak silat adalah hal yang baik. Dengan loyalitas yang tinggi maka seseorang akan menunjukkan dedikasi yang sungguh-sungguh pula untuk mengabdi di dalamnya.

Namun, tak dapat dipungkiri pula bahwa kita hidup tidak dalam satu ragam. Banyak perbedaan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi di Indonesia yang terkenal dengan multikulturalismenya. Di mana setiap penjuru wilayah memiliki kebudayaan dengan norma dan nilai yang berbeda-beda.

Dalam konteks ini, berbagai perbedaan aliran pencak silat bukan menjadi ajang untuk saling berkompetisi dan saling mengunggulkan diri.

Berdamai dengan perbedaan tentu dapat membuat suasana lebih harmonis. Meskipun hal tersebut tidak mudah, seharusnya telah menjadi kesadaran bersama untuk menerima perbedaan. Karena perbedaan adalah sunnatullah yang tidak dapat manusia hindari. (*)

Tags: fanatismeLogikaPsikolog
admin

admin

Terkait Posts

Lima Tanaman Herbal untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh, Cocok untuk Atlet Pencak Silat Pagar Nusa

25 April 2024
Doa Meminta Petunjuk dan Istiqamah dalam Kebenaran

Doa Meminta Petunjuk dan Istiqamah dalam Kebenaran

24 April 2024
Empat Amalan Penuh Pahala di Bulan Syawal, Masih Ada Waktu, Yuk Lakukan!

Empat Amalan Penuh Pahala di Bulan Syawal, Masih Ada Waktu, Yuk Lakukan!

23 April 2024
Makna Halal Bi Halal Menurut Gus Mus

Makna Halal Bi Halal Menurut Gus Mus

13 April 2024
Filosofi Ketupat dan Lahirnya Istilah Mohon Maaf Lahir dan Batin

Filosofi Ketupat dan Lahirnya Istilah Mohon Maaf Lahir dan Batin

12 April 2024
Sepuluh malam terakhir Ramadhan

Nabi Muhammad SAW Ketika Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

1 April 2024
Next Post
Meperbanyak sholawat di Bulan Sya'ban

Memperbanyak Sholawat di Bulan Sya’ban

Trisula Sport Club

Laga Invitasi Pagar Nusa UIN Saizu, Atlet Trisula Sport Club Borong Medali

Sering Dibaca

Biografi Singkat KH Dimyati Rois, Salah Satu Kiai Khos Mujiz Ijazah Kubro Pagar Nusa

Biografi Singkat KH Dimyati Rois, Salah Satu Kiai Khos Mujiz Ijazah Kubro Pagar Nusa

19 Oktober 2023
Biografi Singkat Gus Maksum Jauhari, Ulama Sakti Pendiri Pagar Nusa

Biografi Singkat Gus Maksum Jauhari, Ulama Sakti Pendiri Pagar Nusa

30 Mei 2023
Arti Lambang Pagar Nusa, Penuh Dengan Filosofi Mulia

Arti Lambang Pagar Nusa, Penuh Dengan Filosofi Mulia

2 Juni 2023
12 Kata Mutiara dan Nasihat dari Gus Maksum Jauhari untuk Pendekar Pagar Nusa

12 Kata Mutiara dan Nasihat dari Gus Maksum Jauhari untuk Pendekar Pagar Nusa

4 Juni 2023
Lagu Pagar Nusa Sekti Tanpo Aji

Lagu Pagar Nusa Sekti Tanpo Aji, Lirik dan Chord 

15 Maret 2024

Terbaru

Sebanyak 168 Pendekar Pagar Nusa Magetan Resmi Dikukuhkan

Sebanyak 168 Pendekar Pagar Nusa Magetan Resmi Dikukuhkan

10 November 2024
PC Pagar Nusa Bojonegoro Borong 10 Medali Pada Ajang Kejurwil VIII Pagar Nusa Jawa Timur

PC Pagar Nusa Bojonegoro Borong 10 Medali Pada Ajang Kejurwil VIII Pagar Nusa Jawa Timur

4 November 2024
PC Pagar Nusa Bojonegoro Gelar Rakercab, Dihadiri Pimpinan Pusat dan Wilayah

PC Pagar Nusa Bojonegoro Gelar Rakercab, Dihadiri Pimpinan Pusat dan Wilayah

4 November 2024
  • Kirim Artikel
  • Redaksi
  • FAQ

© 2023 Pagar Nusa - Pagar NU dan Bangsa ..

Selamat datang kembali!

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Sandi? Daftar

Buat Akun Baru

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Wajib diisi Masuk

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Masuk
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Video
  • Radikalisme

© 2023 Pagar Nusa - Pagar NU dan Bangsa ..