PAGARNUSA.OR.ID – Banyak manusia yang celaka karena tidak mampu melawan hawa nafsunya sendiri. Tanpa kita sadari, kemudian muncul beragam sikap negatif seperti sikap mementingkan diri sendiri. Egoisme diri manusia muncul karena adanya hasrat yang tidak terkendali untuk menunjukkan eksistensi. Akibatnya, mereka selalu diliputi oleh rasa iri, dengki, hasut, dan riya ketika terusik oleh kebahagiaan orang lain.
Banyak pepatah yang mengatakan bahwa musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri. Musuh ini lebih berat. Sebagaimana yang Rasulullah saw sampaikan bahwa jihad melawan hawa nafsu itu jauh lebih dahsyat daripada melawan sekelompok orang kafir.
Jihad melawan diri sendiri berarti memerangi hawa nafsu dan sikap keakuan dalam diri. Sikap ini akan menggiring pada tindakan-tindakan buruk lain yang merugikan. Sikap egoisme misalnya.
Definisi Egoisme
Sikap mementingkan diri sendiri merupakan bentuk egoisme di mana kepuasan pribadi berada di atas segalanya. Meskipun dalam beberapa situasi egoisme dapat memberikan keuntungan individu, namun jika dibiarkan tumbuh tanpa kendali, hal tersebut dapat merugikan hubungan sosial dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk berupaya menaklukkan egoisme diri demi menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.
Egoisme seringkali muncul sebagai respons alami terhadap dorongan untuk mencapai keberhasilan pribadi dan pemenuhan kebutuhan sendiri.
Namun, jika egoisme tidak diatasi, hal ini dapat menyebabkan konflik interpersonal, ketidaksetaraan, dan bahkan kerancauan hubungan antarindividu. Adanya kesadaran akan dampak negatif egoisme dan komitmen untuk menaklukkan sifat ini menjadi aspek penting dalam memerangi hawa nafsu.
Menaklukkan Egoisme
Keegoisan sejak dulu telah menjadi penyakit yang mengundang banyak masalah lainnya. Munculnya rasa takabur, superior, iri, dan dengki adalah penyakit turunan dari sikap egois ini.
Egoisme atau dalam bahasa Islamnya “ananiyah” adalah sifat tercela yang harus segera kita sembuhkan. Hal demikian karena pengidap penyakit ini hanya akan mementingkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan bersama, bagaimana pun caranya.
Upaya Mengendalikan Sikap Egois
Salah satu langkah awal dalam menaklukkan egoisme diri adalah mengembangkan empati. Dengan merasakan dan memahami perasaan serta kebutuhan orang lain, seseorang dapat melihat situasi dari perspektif yang lebih luas.
Kesadaran akan keberagaman dan kebutuhan orang lain dapat meredakan dorongan egois yang mungkin muncul. Dengan kata lain, empati menjadi kunci untuk membuka pintu menuju pemahaman yang lebih baik terhadap lingkungan di sekitar kita.
Selain empati, penting juga untuk menghargai kolaborasi dan kerjasama. Menumbuhkan sikap saling bantu-membantu dan berbagi akan mengurangi fokus pada kepentingan diri sendiri. Kerjasama yang baik membangun fondasi kepercayaan dan memperkuat ikatan sosial, menciptakan lingkungan di mana semua individu dapat tumbuh bersama.
Selain itu, introspeksi diri juga berperan penting dalam perjalanan menaklukkan egoisme. Mengenali motif dan nilai-nilai yang mendorong perilaku egois dapat membantu seseorang untuk mengatasi akar permasalahan tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan seperti “Mengapa saya merasa perlu untuk selalu menang sendiri?” atau “Apakah kebahagiaan sejati datang dari keberhasilan bersama?” dapat membuka jendela ke dalam diri sendiri untuk melakukan refleksi.
Menaklukkan Egoisme = Mengorbankan Kebahagiaan Pribadi?
Penting untuk kita ingat bahwa menaklukkan egoisme bukan berarti mengabaikan diri sendiri atau mengorbankan kebahagiaan pribadi. Sebaliknya, hal ini adalah tentang menciptakan keseimbangan yang sehat antara kepentingan pribadi dan kebutuhan bersama.
Sebuah masyarakat yang berhasil membangun fondasi dengan saling pengertian, kerjasama, dan empati akan lebih mampu mengatasi tantangan bersama dan mencapai kemajuan bersama.
Menaklukkan egoisme diri juga dapat dimulai dari tindakan-tindakan kecil dalam komunitas masyarakat. Mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan maupun menawarkan bantuan, atau menghargai pendapat orang lain adalah aksi-aksi kecil namun siginifikan bagi diri sendiri. Tindakan-tindakan sederhana ini dapat memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter yang lebih altruistik.
Dalam hal ini, kader Pagar Nusa dapat menerapkan sikap-sikap yang telah disebutkan di atas seperti menumbuhkan empati, kerja sama, dan saling menghargai untuk menaklukkan sikap egoisme diri. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Lantas, merasa paling kuat sendiri, apa hebatnya?