PAGARNUSA.OR.ID – Laa ghaaliba Illa billah, sebuah semboyan yang tertulis dalam lambang kebanggan organisasi Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa. Lafadz tersebut tertulis melingkar di bola bumi; terletak di bawah trisula. KH. Suharbillah, salah satu pendiri Pagar Nusalah yang mengusulkan kalimat tersebut.
Adapaun Logo Pagar Nusa sendiri diciptakan oleh KH. Mujib Ridwan yang merupakan putra dari kiai ulama pencipta lambang NU yaitu KH. Ridwan Abdullah. Untuk menciptakan Logo Pagar Nusa para kiai sepuh bertabayun dan disepakati secara bersama dalam Musyawarah Besar Pagar Nusa di Lirboyo Kediri Jawa Timur. Di setiap simbol yang terdapat logo Pagar Nusa ada makna dalam yang akan kami jelaskan dibawah ini tentang arti logo Pagar Nusa.
Lafadz Laa Ghaaliba Illa Billah dalam lambang Pagar Nusa mempunyai arti tidak ada yang menang dan mengalahkan kecuali pertolongan dari Alloh SWT. Ini merupakan ciri khas dari Pencak Silat Pagar Nusa. Sejarah terbentuknya lafadz Laa Ghaaliba Illa Billah kemudian oleh KH. Syansuri Badawi di anjurkan diberi tambahan lafadz Ba sehingga sampai detik ini.
Hal ini sesuai dengan kalimat Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billah yang berarri umu (am) untuk semua bidang kehidupan. Sedangkan ciri khas ini mengambil tibar Al Qur’an dengan kegiatan yang melibatkan fisik dan non fisik banyak disebut menggunakan kalimat berakar Ghalaba, Maka dengan itu Pagar Nusa menggunakan kalimat yang tercantum dalam simbol.
Laa Ghaaliba Illa Billah, Sebagai Pengingat Santri Pagar Nusa
Menurut Kiai Suharbillah lafadz tersebut, Pagar Nusa ingin kejayaan Islam di Cordova, Spanyol, tumbuh di Indonesia. juga sangat cocok semboyan sebuah perhimpunan bela diri supaya para anggotanya tidak takabur. Sebab dengan lafadz tersebut, pendekar berpegang teguh bahwa tidak ada yang mengalahkan seseorang, kecuali hanya karena Allah. Dengan slogan itu, pendekar tidak overdosis bertujuan untuk kemenangan, di atas langit ada langit.
Inti dari kalimat Laa Ghaaliba Illa Billah ialah agar para santri pendekar Pagar Nusa tidak jumawa dan merasa paling hebat sendiri. Sebab setiap kemenangan ataupun keberhasilan yang dicapai manusia adalah berkat pertolongan Allah Swt. Kalimat tersebut menjadi semboyang yang terus akan diingat oleh setiap santri Pagar Nusa dimanapun dan kapanpun.
Dari lafadz Laa Ghaaliba Illa Billah, para santri anggota Pagar Nusa bisa menanamkan sifat yang tawadhu kepada siapa saja, terutama kepada para Kiai dan Ulama NU. Sebagai salah satu ujung tombak NU, Pagar Nusa harus mampu menunjukkan karakter khas seorang santri yang selalu menjaga adab dan akhlak baik kepada kawan maupun lawan.
Semboyan tersebut harus ditanamkan betul pada hati dan dilakukan dalam setiap keseharian seorang pendekar Pagar Nusa. Para muassis Pagar Nusa telah mentirakati lambang dengan filosofinya tersebut agar supaya Pagar Nusa dapat memberikan maslahah dan manfaat untuk semuanya. Tugas santri pendekar Pagar Nusa adalah meneladani dan melanjutkan apa yang telah diperjuangkan oleh para pendiri tersebut. ALS (*)