Kisah Gus Maksum Tidak Mempan Senjata Tajam Saat Diserang PKI. Gus Maksum atau bernama lengkap KH. Abdullah Maksum jauhari merupakan salah satu Kiai, ulama yang sangat disegani karena keilmuan dan kesaktiannya. Bahkan kelebihan Gus Maksum sudah muncu sejak masih usia belia. Banyak dari para keluarga, sahabat dan santri yang menyaksikan kesaktian Gus Maksum.
Gus Maksum juga menjadi pendiri dari organisasi Pencak Silat dibawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yakni Pagar Nusa. Ia juga diangkat sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa yang juga sebagai salah satu guru besar Pencak Silatnya NU itu. Ia merupakan putra dari pasangan KH. Abdullah Jauhari dengan Nyai Aisyah. Beliau lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944.
Selain keluarga dan para santri, masyarakat umum juga banyak yang menyaksikan kesaktian dan keramahan dari Gus Maksum Jauhari. Salah satunya adalah kisah Gus Maksum yang tidak mempan dibacok oleh pemuda-pemuda PKI dan justru membuatnya kocar kacir. Kisah ini dikutip dari tulisan Sunarwoto di Surabayapost yang diunggah pada 27 Juni 2020.
Gus Maksum mengisahkan tentang kisahnya yang lolos dari pembantaian PKI pada tahun 1965. Aksi itu, katanya, terjadi ketika dia baru selesai sholat Isyak di Masjid Desa Kanigoro Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Gus maksum mengungkapkan setelah sholat Isya itu dirinya dicegat oleh segerombolan pemuda-pemuda PKI.
“Saat turun dari masjid itu ada belasan pemuda PKI yang mencegat saya dan langsung menyerang. Membacok tubuh saya. Tapi sabetan pedang dan clurit itu tidak mempan. Melihat ini gerombolan pemuda PKI itu berlarian,” ujar Gus Maksum, sebagaimana dikutip dari Surabayapost.id.
Gus Maksum mengungkapkan bahwa sejak peristiwa itulah para pemuda NU berguru silat dan ilmu kekebalan kepada Gus Maksum, yang kemudian menjadi cikal bakal dari Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa.
Gus Maksum memang dikenal sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa” Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama. Namun beliau tak pernah terlibat di dalam politik praktis. Dengan kata lain, beliau tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Gus maksum jauhari menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama di karesidenan Kediri. Hal ini dilakukan karena memang para kiyai di berbagai pondok pesantren menjadi target penculikan bahkan sampai pembunuhan orang-orang yang tergabung di dalam PKI. Itulah tadi salah satu Kisah Gus Maksum Tidak Mempan Senjata Tajam Saat Diserang PKI. ALS (*)