Kisah Gus Maksum Jauhari, Jadi Komandan Pemberantasan PKI di Usia Muda
PAGARNUSA.OR.ID – KH. Abdulloh Maksum Jauhari atau Gus Maksum adalah nama besar dari seorang tokoh ulama dan juga pendekar yang berasal dari Lirboyo Jawa Timur. Ia merupakan cucu dari Mbah Manaf pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Gus Maksum juga salah satu pendiri organisasi Pencak Silat Pagar Nusa dibawah naungan Nahdlatul Ulama, organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.
Sosok Gus Maksum sedari kecil sudah memiliki keistimewaan yang sangat dahsyat. Kemampuan diluar nalar manusia sudah muncul sedari kecil. Bisa terbang, melempar kuda, melempar sapi dan lain sebagainya adalah sebagian kisah kesatiannya saat kecil. Kesaksian itu disaksikan langsung oleh orang-orang terdekatnya.
Gus Maksum terkenal dengan penampilannya yang sangat nyentrik dan sangar, rambut panjang, kumis dan jenggot tebal menjadi ciri khasnya. Tak hanya itu gaya berpakaiannya pun sangat sederhana memakai peci dan sarung yang agak tinggi mendekati lutut. Gus Maksum juga selalu memakai sandal bakiak. Penampilannya itu menunjukkan jati diri seorang pendekar sejati yang siap siaga kapanpun untuk membela diri.
Kesaktian Gus Maksum sudah tidak diragukan lagi. Hampir semua pendekar Pencak Silat dari berbagai perguruan sangat segan dengan sosok Gus Maksum. Kecintaannya terhadap Pencak Silat Pagar Nusa digunakan tidak hanya untuk membela dirinya sendiri. Lebih dari itu Gus Maksum mengguanakn kemampuannya untuk menjaga dan membela Kiai serta menjaga keutuhan Bangsa Indonesia.
Hal tersebut dibuktikan oleh Gus Maksum saat terjadi gonjang ganjing PKI di Indonesia. Pada saat itu aksi teror dan sabotase dilakukan PKI hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Kediri misalnya, daerah yang menjadi tempat tinggal Gus Maksum juga mendapatkan dampak dari aksi yang dilakukan oleh orang-orang PKI.
Aksi aksi yang dilakukan PKI di Kediri seperti pengambilan tanah, penculikan, bahkan pembunuhan serta tindak kriminal lainnya. Hal itu setiap hari terjadi di Kediri khsusus nya di kecamatan Plosokklaten, Grogol, tarokan , dan kecamatan mau desa desa yang ada di Kediri. Kediri pada saat itu adalah basis terbesar PKI, bahkan kala itu Lirboyo merupakan markas potensial orang-orang PKI.
Dalam setiap aksinya, PKI selalu meneriakan yel-yel provokatif yang terutama ditujukan kepada umat Islam dan santri santri pondok pesantren. Hal itu mereka lakukan agar situasi menjadi semakin panas dan revolusioner. Cara ini bertujuan agar kudeta semakin mendapatkan angin.
Gus maksum mempunyai keyakinan bahwa PKI ingin sekali mengusai negara Indonesia dan menjadikan indonesia sebagai negara Komunis. Karna pada saat itu PKI merupakan Partai yang diakui pemerintah, akan tetapi mereka melakukan makar dan bertindak sewenang wenangnya.
Tanpa mengikuti undang undang di Negara Indonesia. Sebagai seorang warga Indonesia, Gus maksum jelas tidak merelahkan negara ini berubah menjadi sebuah negara Komunnis. ia tahu betul bahwa di balik sistem ekonomi sosialisme dan sistem politik komunisme yang selalu diusung oleh PKI, terkandung ideologi lain yang akan mereka kampanyekan kepada warga Indonesia.
Dengan berbekal kemampuan yang dimilikinya, Gus Maksum sebagai seorang yang masih sangat muda kala itu umur 18 tahun, telah membawa dirinya diberi amanat menjadi Komandan Pemberantasan PKI. Ia adalah termasuk tokoh yang berani menyatakan Ganyang PKI di Kediri. Dan Gus Maksum telah membuktikan itu dengan tindakannya.
Apa yang telah dilakukan Gus Maksum tersebut adalah contoh nyata yang harus dijadikan motivasi dan inspirasi bagi kader-kader Pagar Nusa. Kecintaan terhadap Pagar Nusa harus terus dipupuk untuk dapat memberikan kontribusi terhadap Bangs Indonesia. Kemampuan yang telah didapatkan di Pagar Nusa tak cukup untuk diri sendiri, lebih dari itu pendekar Pagar Nusa haru siap kapanpun dan dimanapun untuk menjaga para Kiai dan menjaga persatuan dan keutuhan Bangsa Indonesia. Demikian Kisah Gus Maksum Jauhari, Jadi Komandan Pemberantasan PKI di Usia Muda. ALS (*)