PAGARNUSA.OR.ID – “Jangan pernah puas dan bosan dengan pencapaian,” begitulah kiranya prinsip dari atlet Pagar Nusa berprestasi satu ini, Kanaya Putri Setyawan.
Pasalnya pesilat putri asal Trenggalek ini telah menjadi langganan juara pencak silat, baik dalam kancah regional hingga internasional.
Dalam perjalanannya, ia tercatat pernah meraih sejumlah gelar kejuaraan. Antara lain: Juara 1 Kejurda Pagar Nusa Jatim, Juara 2 Kejurprov Jatim, Juara 1 Kejurnas Pagar Nusa 3, Juara 3 Kejurnas Pagar Nusa 4, dan Juara 1 Bali International Championship.
Dalam ajang Porseni NU tingkat Nasional tahun 2023 kemarin, Kanaya juga berhasil membawa pulang medali emas. Tentu berbagai gelar kejuaraan ini tidak ia peroleh dengan instan.
Awal Mula Mengenal Silat
Siapa sangka, pergulatan Kanaya dengan dunia silat berawal dari sekadar ikut-ikutan. Ia mengaku mengikuti silat pada saat kelas 6 SD karena tidak memiliki aktivitas lain.
“Akhirnya mencoba ikut latihan dan sedikit demi sedikit menyukai silat. Waktu itu masih kelas 6 SD. Dan, pas SMP itu saya mulai serius untuk latihan silat,” ujarnya.
Perempuan 17 tahun ini menjelaskan bahwa ayahnya yang mengenalkan dirinya dengan pencak silat. Hal tersebut karena memang ayahnya juga seorang pelatih silat.
Meski Kanaya mendapat latihan di bawah bimbingan ayahnya sendiri, namun ia juga mendapat tempaan yang keras dan disiplin waktu yang cukup tinggi.
“Kalau saya tidak latihan sehari saja, pasti ada yang terbang. Entah itu Sepatu atau sapu. Kalau masalah capek, ya pasti capek,” katanya mengutip dari NU Online Jatim, Kamis (22/02/2024).
Pengalaman adalah Guru Terbaik
Setelah Kanaya mulai serius mengikuti latihan, pada tahun 2018 ayahnya kemudian mendaftarkannya pada kejuaraan pencak silat yang digelar di Kediri untuk memperingati Hari Santri. Padahal pada waktu itu Kanaya belum genap dua bulan menjalani latihan.
“Alhamdulillah, ternyata membuahkan hasil dengan meraih juara 3. Kata ayah waktu itu mencoba-coba dulu untuk menyalurkan apa yang sudah kita latih selama ini agar punya pengalamannya,” jelasnya
Kanaya juga menuturkan banyak pengalaman pahit yang ia temui saat menjalani proses latihan. Siswi Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan Jakarta Selatan ini mengaku harus mengikuti latihan hingga tiga kali sehari.
Akan tetapi dari hal tersebut ia yakin, bahwa totalitas adalah kunci untuk mewujudkan sebuah tujuan.
“Pesan dari ayah adalah totalitas harus tinggi. Lebih baik mandi keringat saat latihan dari pada mandi darah saat pertandingan,” katanya.
Kepada para pesilat, Kanaya berpesan, supaya tidak pernah puas dan bosan terhadap apapun yang telah dicapai. Selain itu Kanaya juga mengingatkan supaya tidak melupakan doa setelah berusaha secara maksimal.
“Intinya jangan pernah setengah-setengah dan tetap rendah hati. Biarlah yang tinggi itu doa dan harapan, serta semangat latihan. Jangan pernah malu untuk mengasah bakat,” pungkasnya.
Demikian inspirasi dari Kanaya Putri Setyawan, seorang atlet Pagar Nusa dengan prestasi yang membanggakan. Semoga bermanfaat! (*)