PAGARNUSA.OR.ID – Membangun solidaritas dalam pencak silat adalah hal yang penting. Namun, frasa ini tentu berbeda makna dengan fanatisme. Sebuah sikap yang menunjukkan obsesi secara berlebihan terhadap suatu hal, baik agama, politik, pencak silat, maupun identitas lainnya.
Jika melihat realitas belakangan ini, banyak anggota pencak silat yang saling bertengkar satu sama lain dengan dalih solidaritas kelompok.
Misalnya, ketika ada satu orang kelompok yang mendapat serangan dari kelompok lain, maka kawannya yang lain akan melakukan serangan balik tanpa melewati proses klarifikasi. Mungkin saja satu orang yang mendapat serangan tadi memang melakukan kesalahan.
Namun, kebanyakan hal tersebut luput dari perhatian kawan-kawan kelompoknya. Atas dasar solidaritas, maka ancaman yang diterima satu orang tersebut mereka anggap sebagai ancaman bersama.
Sebentar, sebenarnya apa sih makna solidaritas itu?
Pengertian Solidaritas
Merujuk pada ilmuwan sosiologi, Emile Durkheim, solidaritas bermakna kesetiakawanan. Yaitu sebuah hubungan yang tercipta atas dasar kesamaan identitas tertentu. Di mana identitas tersebut terikat dengan perasaan moral yang dilandasi dengan perasaan emosional bersama.
Dalam konteks sosial, solidaritas adalah bentuk kekompakkan atau kebersamaan sebuah kelompok dalam mewujudkan suatu tujuan bersama.
Sikap solidaritas adalah perwujudan dari sikap sosial manusia yang menunjukkan rasa saling peduli satu sama lain dalam satu kelompok tersebut. Biasanya solidaritas berawal dari kondisi senasib sepenanggungan sehingga tercipta sebuah ikatan yang saling menguatkan.
Dalam lingkup organisasi, solidaritas ini menjadi hal penting. Tanpa adanya hal tersebut, suatu kelompok tentu tidak akan bisa mencapai tujuan bersama.
Baca Juga: Menaklukkan Egoisme Diri
Sikap ini berbeda dengan egoisme yang hanya mementingkan diri sendiri. Solidaritas mengajarkan tentang kesetiakawanan. Di mana satu sama lain saling bahu-membahu untuk mewujudkan tujuan secara bersama-sama.
Solidaritas Berbeda dengan Fanatisme
Belakangan ini, makna solidaritas sering dipelintir untuk melancarkan aksi-aksi kekerasan maupun perkelahian. Bentrok antar perguruan silat kerap kali menjadi perbincangan hangat yang terus terjadi.
Meskipun rekonsiliasi sering kali dilaksanakan, namun problematika tersebut seakan-akan menjadi fenomena yang tak berkesudahan dengan pola yang sama.
Sikap fanatisme terhadap kelompok menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi fenomena tersebut. Ketertarikan terhadap sebuah kelompok pencak silat pada dasarnya boleh-boleh saja. Karena dedikasi dan loyalitas pada suatu hal biasanya berawal dari rasa ketertarikan tersebut.
Hanya saja jika hal tersebut dilakukan secara berlebihan tentu dapat berdampak buruk. Sikap fanatisme yang menunjukkan obsesi berlebih sering kali membuat seseorang menjadi kurang rasional dalam membuat keputusan. Lebih lanjut, hal itu dapat menyebabkan gangguan secara psikis ataupun mental pada orang tersebut.
Misalnya ketika ada satu orang anggota seperguruan yang terusik oleh kelompok lain. Dalam pandangan orang yang fanatik, hal tersebut berarti telah mengusik perguruan yang ia ikuti.
Dengan dalih loyalitas, hal itu kemudian menjadi penyulut emosi untuk melakukan serangan balik. Bahayanya, jika hal tersebut terjadi, tentu dapat menyebabkan kerugian yang lebih banyak. Baik secara organisasi maupun sosial.
Marwah sebuah organisasi pun dapat tercoreng hanya karena ada oknum yang melancarkan tindakan tersebut. Belum lagi pandangan masyarakat yang kemudian memberikan stigma negatif. Di sini, nama baik organisasi pun dipertaruhkan.
Menuju Solidaritas yang Lebih Baik
Rasa solidaritas dan fanatik perlu diluruskan untuk mewujudkan kemaslahatan bersama. Sebagai saudara dalam satu ikatan identitas yang sama, rasa tersebut hendaknya menjadi pendorong untuk menciptakan tindakan-tindakan baik. Bukan memicu kerusakan-kerusakan yang tidak diharapkan.
Menolong teman yang kesusahan, menjaga silaturahmi, atau melakukan aksi-aksi sosial adalah bentuk tindakan kecil untuk memperkuat solidaritas yang positif. Harapannya, setiap anggota pencak silat memiliki kepekaan yang tinggi dan berjiwa sosial sehingga tercipta ikatan yang lebih solid untuk membangun masyarakat yang lebih baik. (*)