Pagar Nusa Official Website
  • Sejarah
  • Visi & Misi
  • Program
Jumat, 9 Mei 2025
  • Login
  • Register
Advertisement
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
Pagar Nusa Official Website
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
  • Kebangsaan
  • Radikalisme
  • Video
Home Featured

Ahlusunnah wal Jamaah sebagai Ruh Pagar Nusa

admin oleh admin
18 Januari 2024
di Featured
A A
ahlussunah wal jamaah adalah ruh pagar Nusa

ahlussunah wal jamaah adalah ruh pagar Nusa

Bagikan di WhatsappBagikan di Twitter

PAGARNUSA.OR.ID – Pagar Nusa resmi menjadi bagian dari badan otonom Nahdlatul Ulama sejak Muktamar NU ke-31 di Boyolali tahun 2004. Hal tersebut menjadi cerminan bahwa Pagar Nusa turut memegang ajaran ahlusunnah wal jamaah sebagai ideologi keagamaan.

Seperti halnya yang kita ketahui, Nahdlatul Ulama (NU) sendiri berdiri dengan tujuan untuk melestarikan dan memelihara ajaran ahlusunnah wal jamaah (aswaja). Paham ini menganut pola madzhab empat (Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali) yang bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan umat.

Oleh karena itu, kader Pagar Nusa sendiri harus memahami karakteristik dari ajaran ahlusunnah wal jamaah supaya tidak mudah goyah ketika menjumpai perbedaan dalam beragama. Hal tersebut karena ajaran aswaja adalah ruh Pagar Nusa, sebagaimana tujuan ulama mendirikan jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Pengertian Aswaja

Mengutip dari buku Aswaja An-Nahdiyah yang Tim PWNU Jawa Timur susun (2007), istilah tentang aswaja atau ahlusunnah wal jamaah bermula dari sebuah hadits nabi yang diriwayatkan oleh kurang lebih 16 sahabat, salah satunya Abu Hurairah.

“Kaum Yahudi bergolong-golong menjadi 71, kaum Nasrani menjadi 72, dan umatku (Umat Islam) menjadi 73 golongan. Semua golongan masuk neraka kecuali satu. Para sahabat bertanya: Siapa satu yang selamat itu? Rasulullah menjawab: Mereka adalah Ahlus Sunnah wa al-Jamaah (penganut Sunnah dan Jama’ah). Apakah ahlus Sunnah wa al-Jamaah itu? Ahlus Sunnah wa al-Jamaah ialah ma ana ‘alaihi wa ashabi (apa yang aku berada di atasnya bersama sahabatku.”

Dari hadits tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa Ahlus Sunnah wa al-Jamaah ialah ajaran yang Nabi Muhammad amalkan serta Beliau ajarkan kepada para sahabat. Paham ini menjadi pegangan sekaligus pedoman dalam mengamalkan ajaran Islam.

Aswaja sebagai Paham

Dalam catatan Sejarah pemikiran Islam, melansir dari uin-malang.ac.id, ahlussunah wal-jamaah adalah sebuah paham teologis sebagai reaksi dari munculnya berbagai aliran teologis setelah terjadinya konflik pasca wafatnya Sayyidina Ali.

Pada saat itu muncul berbagai aliran teologis dengan macam-macam karakteristiknya seperti Khawarij, Mu’tazilah, Qodariyah, Jabariyah, dan Syiah. Beragam aliran ini memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang ajaran Islam, baik dari segi ketauhidan, peran akal dan wahyu, serta dalam memahami kalam Allah (Al-Qur’an).

Dalam perkembangannya, konsep yang Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi tawarkan menjadi representasi yang paling tepat dalam memaknai  aswaja sesuai nukilan hadits nabi “ma ana ‘alaihi wa ashabi”.

Mereka berdua dikenal sebagai peletak pilar aswaja yang menyeimbangkan antara pemakaian akal (rasio) dan wahyu dalam memahami konteks ajaran Islam seperti yang Nahdlatul Ulama pahami sekarang ini.

Aswaja sebagai Manhaj al-Fikr

NU menjadikan aswaja sebagai madzab dalam tradisi pemikiran Islam. Dalam aspek teologis, NU mengikuti paham Al-Asyari dan Al-Maturidi. Dalam peribadatan, NU mengikuti salah satu dari imam empat yakni Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali. Sedangkan dalam bidang tasawuf, NU mengikuti Imam al-Junaidi atau Imam Ghazali.

NU sendiri memiiliki dua ragam bermadzhab, yakni qouli dan manhaji. Sacara Qouli berarti mengikuti segala produk hukum yang sudah jadi. Sedangkan secara manhaj berarti mengikuti pola pikir sebagai bentuk proses untuk menghasilkan produk.

Dalam perkembangannya kemudian, bermadzhab secara qouli tidak mudah untuk dipertahankan. Hal tersebut karena segala produk hukum mengikuti situasi dan kondisi di mana para ulama terdahulu tinggal.

Tentu kondisi sekarang dengan zaman dahulu sudah berbeda dengan tingkat permasalahan yang lebih kompleks. Oleh karena itu, bermazhab secara manhaji  menjadi alternatif untuk menjawab tantangan zaman. Karena jika tidak demikian, NU akan mengalami kemandekan berpikir dan kolot terhadap tuntutan zaman.

Aswaja sebagai manhaj al-Fikr (kerangka berpikir) merupakan sebuah proses dinamika pemikiran yang tidak akan pernah berhenti seiring dengan pekembangan zaman. Bukan tidak mungkin untuk membuat produk hukum yang lebih kontekstual dan tidak saklek dalam memahami nash-nash keagamaan.

Hal ini penting bagi kader NU dan para banomnya, termasuk Pagar Nusa dalam memahami aswaja sebagai manhaj al-Fikr. Dengan mengikuti proses penggalian hukum seperti halnya yang ulama terdahulu ajarkan dengan mengikuti kaidah dasar dan memerhatikan konteks zaman, maka problematika zaman akan dapat dipecahkan untuk mewujudkan kemaslahatan umat. (*)

Tags: ahlussunah wal jamaahaswajaNahdlatul UlamaPagar Nusa
admin

admin

Terkait Posts

Lima Tanaman Herbal untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh, Cocok untuk Atlet Pencak Silat Pagar Nusa

25 April 2024
Doa Meminta Petunjuk dan Istiqamah dalam Kebenaran

Doa Meminta Petunjuk dan Istiqamah dalam Kebenaran

24 April 2024
Empat Amalan Penuh Pahala di Bulan Syawal, Masih Ada Waktu, Yuk Lakukan!

Empat Amalan Penuh Pahala di Bulan Syawal, Masih Ada Waktu, Yuk Lakukan!

23 April 2024
Makna Halal Bi Halal Menurut Gus Mus

Makna Halal Bi Halal Menurut Gus Mus

13 April 2024
Filosofi Ketupat dan Lahirnya Istilah Mohon Maaf Lahir dan Batin

Filosofi Ketupat dan Lahirnya Istilah Mohon Maaf Lahir dan Batin

12 April 2024
Sepuluh malam terakhir Ramadhan

Nabi Muhammad SAW Ketika Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

1 April 2024
Next Post
Nasihat mulia dari tokoh Nusantara

12 Nasihat Mulia dari Tokoh Nusantara Untuk Pagar Nusa

Amalan malam 27 Rajab

Perbedaan Mukjizat, Karomah, Maunah, dan Irhas

Sering Dibaca

Biografi Singkat KH Dimyati Rois, Salah Satu Kiai Khos Mujiz Ijazah Kubro Pagar Nusa

Biografi Singkat KH Dimyati Rois, Salah Satu Kiai Khos Mujiz Ijazah Kubro Pagar Nusa

19 Oktober 2023
Biografi Singkat Gus Maksum Jauhari, Ulama Sakti Pendiri Pagar Nusa

Biografi Singkat Gus Maksum Jauhari, Ulama Sakti Pendiri Pagar Nusa

30 Mei 2023
Lambang Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa

Arti Lambang dan Makna Warna Pagar Nusa Nahdlatul Ulama

31 Juli 2023
Arti Lambang Pagar Nusa, Penuh Dengan Filosofi Mulia

Arti Lambang Pagar Nusa, Penuh Dengan Filosofi Mulia

2 Juni 2023
Lagu Pagar Nusa Sekti Tanpo Aji

Lagu Pagar Nusa Sekti Tanpo Aji, Lirik dan Chord 

15 Maret 2024

Terbaru

Sebanyak 168 Pendekar Pagar Nusa Magetan Resmi Dikukuhkan

Sebanyak 168 Pendekar Pagar Nusa Magetan Resmi Dikukuhkan

10 November 2024
PC Pagar Nusa Bojonegoro Borong 10 Medali Pada Ajang Kejurwil VIII Pagar Nusa Jawa Timur

PC Pagar Nusa Bojonegoro Borong 10 Medali Pada Ajang Kejurwil VIII Pagar Nusa Jawa Timur

4 November 2024
PC Pagar Nusa Bojonegoro Gelar Rakercab, Dihadiri Pimpinan Pusat dan Wilayah

PC Pagar Nusa Bojonegoro Gelar Rakercab, Dihadiri Pimpinan Pusat dan Wilayah

4 November 2024
  • Kirim Artikel
  • Redaksi
  • FAQ

© 2023 Pagar Nusa - Pagar NU dan Bangsa ..

Selamat datang kembali!

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Sandi? Daftar

Buat Akun Baru

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Wajib diisi Masuk

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Masuk
Tidak ada
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Prestasi
  • Berita
    • Daerah
  • Kebangsaan
  • Video
  • Radikalisme

© 2023 Pagar Nusa - Pagar NU dan Bangsa ..