Ratusan Pendekar Pagar Nusa dari berbagai wilayah eks-Karesidenan Surakarta mengikuti kegiatanA�Gerilya HutanA�pada Sabtu-Ahad (29-30/7) lalu di kawasan perbukitan Jabalkat, Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
Salah satu panitia kegiatan, M. Faqih menuturkan, kegiatanA�Gerilya HutanA�ini menjadi syarat anggota untuk naik ke strip merah atau tingkat kedua dalam sistem pengkaderan Pagar Nusa Klaten.
Menurut Faqih, untuk tingkat pertama ujian ditempuh dalam semalam suntuk, tingkat kedua sehari semalam dan tingkat ketiga sebelum dinyatakan lulus pengkaderan dasar, anggota Pagar Nusa Klaten harus menempuh ujian pendadaran selama tujuh hari dilanjut ujian akhir selama dua hari dua malam.
a�?Ujian tersebut meliputi materi fisik, mental, wawasan kebangsaan, keislaman dan uji ilmu kanuragan,a�? terang Faqih.
Sementara itu, Dewan Pendekar Pagar Nusa Klaten, Iman Widodo menegaskan sebagai seorang pendekar, kader Pagar Nusa harus waspada, memiliki analisa yang tajam atas perkembangan kelompok kelompok radikal, yang dewasa ini tengah menghimpun kekuatan untuk merongrong pemerintah dan menghancurkan negara dengan segala cara.
Pihaknya menanamkan mental kepada para peserta, bahwa di kanan kiri mereka ini dimakamkan pendekar-pendekar Islam yang antikesewenang-wenangan. Beliau-beliau adalah peletak konsep a�?patembayatana��, konsep gotong royong dan kebersamaan di masyarakat
Iman berharap, setelah kegiatan ini ada rencana tindak lanjut dari seluruh pimpinan anak cabang Pagar Nusa untuk membentuk tim khusus di sekolah-sekolah, di masjid-masjid, karang taruna dan media sosial untuk menghadang persebaran kelompok kelompok radikal.A�(Ajie Najmuddin/Fathoni)